Ini merupakan thread story dari MAGUS versi Visual Novelnya. Mohon untuk semuanya untuk menyumbang idenya. Jadikan cerita MAGUS semenarik mungki dengan kreativitas kita bersama ^^
Untuk sambungannya akan di update berkala.
Chapter 3
Search/ForeseenKeesokannya, Alexia meminta Akira untuk mengantarnya
mengelilingi kota karena dia masih baru di kota ini. Akira berusaha menolak,
tapi sifat Alexia yang sedikit memaksa akhirnya dapat membuatnya setuju. Saat
mereka sedang berjalan-jalan, Akira menanyakan kenapa mereka harus berkeliling
begitu jauh. Akira mengira tidak mungkin
gadis seperti Alexia hanya ingin sekedar berjalan jalan. Alexia tersenyum
mendengar ucapan Akira, seakan dia telah menunggu dia akan menanyakannya. Tidak
lama dia pun mulai meenjelaskan sebabnya. Alexia berkata bahwa selain mengenal
lingkungan, dia juga melakukan penyelidikan dengan kekuatan uniknya, Arcane
Sense. Setiap penggunaan energy Arcana oleh Magus, pasti akan terjadi sisa
pemakaian yang disebut Crystalline. Ukuran Crystalline sangat bervariasi.,
tergantung level Magus yang mengunakan
Arcana. Apabila Arcana digunakan oleh
Magus Level D-, ukuran Crystalline bisa
seukuran salju sehingga membuatnya mudah ditemukan. Sebaliknya Crystalline akan
sangat kecil bila Arcana digunakan oleh
Magus Class A. Selain menunjukkan level
Magus, Crystalline juga menunjukkan kuatnya spell yang digunakan.
Menurut Alexia, Crystalline hanya bisa dirasakan jika
ukurannya cukup besar. Hanya beberapa Magus yang dapat merasakan Crystalline kecil, yaitu menggunakan
Arcane sense. Arcane sense hanya dimiliki beberapa keluarga Magus terpandang di
dunia, dengan Cleveland salah satunya. Dengan itu, Alexia dapat mengetahui
keberadaan musuhnya sekaligus mengetahui levelnya. Tapi, walau begitu,
Crystalline yang dirasakan Alexia terlampau samar. Untuk merasakannya dia perlu
berkeliling untuk menemukan Crystalline yang lebih besar.
Sedikit bingung mendengar penjelasan Alexia, tapi dia diam
saja. Sebenarnya Akira juga merasakan sesuatu yang aneh sejak serangan Zerther
di sekolahnya. Sesuatu yang seakan membimbingnya menuju suatu tempat, walau
perasaan itu tidak dimengerti
olehnya. Dia juga merasa bahwa dengan bersama Alexia, dia akan lebih
cepat mengetahui masa lalunya daripada mencari tanpa arah.
Setelah beberapa lama, mereka beristirahat di taman.
Awalnya mereka berdua hanya diam saja, tapi akhirnya Akira memberanikan diri
untuk bicara. Dia bertanya tentang mengapa Alexia menjadi Magus. Dengan wajah sedikit sedih, Alexia menjawab
bahwa menjadi Magus merupakan takdirnya. Dia terlahir di keluarga Magus
terpandang sehingga membuatnya harus meneruskan nama keluarga. Alexia tidak
berbicara lebih banyak lagi, tapi dengan nada pelan dia mengatakan bahwa dia
juga ingin menjadi manusia biasa yang bahagia. Akira yang melihat Alexia begitu
muram memutuskan untuk tidak bertanya lebih banyak. Bisa dibilang dia bisa paham dengan Alexia
karena dia sendiri ingin hidup seperti manusia biasa dengan ingatan yang lengkap.
Agar suasana tidak tambah muram Akira mengajak Alexia berkeliling lagi. Tapi
Alexia menolaknya, karen malam semakin
larut. Dia mengatakan bahwa dia tidak merasakan Crystalline lagi,
sehingga sulit baginya menemukan Magus yang dicari. Akira yang sedikit khawatir
hanya bisa mengiyakan dan terdiam melihatnya pergi.
Setelah berpisah Akira bertemu dengan Ayumi kembali.
Seperti biasa, Ayumi keliatan sendiri dan sedang memikirkan sesuatu. Akira
menyapanya, tapi hanya dibalas dengan tatapan dingin dari gadis manis berambut
pendek coklat itu. Melihat itu, Akira menjadi heran dan bertanya tanya. Apa
yang membuat Ayumi sangat dingin ? Dia
lalu bertanya apa yang sedang dilakukan Ayumi, tapi kembali dibalas dengan
tatapan dingin. Setelah beberapa lama dia baru menjawab bau dia sedang mencari
sesuatu. Saat Akira mau bertanya apakah sesuatu itu, Ayumi malah permisi untuk
pergi. Melihat hal itu, Akira menjadi semakin heran sekaligus sedikit khawatir
dengan Ayumi
Saat sampai di rumah, Akira disambut dengan Ayaka yang
sedang kesal menungunya di depan pintu rumahnya. Saat Akira, menemuinya, Ayaka
langsung memarahinya dengan membabi
buta. Rupanya Akira lupa bahwa dia ada janji dengan Ayaka hari ini untuk
membahas pelajaran yang dia tinggalkan akibat sakit. Akira berusaha menenangkanya, tapi Ayaka tetap
marah karena dia telah menunggu sejak sore. Ayaka bertanya dari mana
saja Akira, Akira hanya menjawab berjalan jalan dengan teman lama Lalu, saat
ditanya balik oleh Akira kenapa dia tidak pulang saja, Ayaka hanya memalingkan
muka dan tidak menjawabnya. Akhirnya
Ayaka hanya memberikan sebungkus buku catatan yang telah siapkan untuk Akira
karena hari terlanjur malam. Saat Akira berterima kasih, Ayaka hanya tersipu
malu dan pergi begitu saja.
Di dalam rumah, Akira langsung menuju kamarnya dan
mengistirahatkan tubuhnya. Sudah lama dia tidak berjalan selama itu. Dalam
pikirannya, dia memikirkan Alexia dan orang yang dia cari. Kenapa dia memilih Akira yang hanya siswa SMA
biasa ? Apakah ini berhubungan dengan masa lalunya ? lalu bagaimana cara
membantu Alexia ? Akira berpikir tentang banyak hal sehingga dia tertidur tanpa sadar.
Chapter 4
Contact/Confront Malam yang gelap dan kesunyian
yang menghantui. Ditengah suasana mencekam tersebut, ada sorang anak yang
berlari denagn kencang. Apa yang dikejarnya ? atau mungkin dia yang dikejar ?
Anak tersebut berlari terus menerus seakan hidupnya bergantung pada
pelariannya
Pagi hari, Akira terbangun
dengan keringat keluar dari seluruh tubuhnya.
Dia bertanya-tanya tentang siapa anak di mimpinya itu. Dia sama sekali
tidak tahu, tapi mimpi tersebut terasa familiar. Dia berusaha berpikir tapi itu malah mebuat
kepalanya terasa sakit. Akhirnya dia memutuskan untuk melupakannya, lagipula
itu hanya mimpi pikirnya.
Saat Akira mau menuju sekolah,
dia bertemu dengan Ayaka dan akhirnya berjalan bersama. Mereka berdua berbicara seperti biasa, namun
tiba tiba Akira menanyakan sesuatu yang tidak di duga Ayaka. Akira
bertanya apakah Ayaka mengetahui apa yang terjadi sebelum dia datang ke kota
ini. Ayaka tertunduk mendengar ucapan
Akira. Ayaka mengatakan bahwa dia tidak mengetahuinya. Walau Ayaka merupakan
orang yang pertama bertemu dengan Akira saat dia kehilangan ingatan 5 tahun
lalu, dia mengatakan tidak mengetahui sama sekali tentang kejadian sebelum itu.
Tapi, Ayaka mengatakan bahwa sebaiknya Akira jangan terlalu memikirkan masa
lalunya karena yang terpenting adalah sekarang dan masa depannya. Akira tahu
Ayaka berusaha menghiburnya hanya tersenyum.
Sesampainya di sekolah , Akira
terkejut melihat Alexia telah berdiri seakan menunggunya. Akira panic karena
dia takut Ayaka salah paham mengenai Alexia. Akhirnya dia memutuskan untuk
berpisah dengan Ayaka sebelum dia menyadari keberadaan Alexia. Setelah berpisah Akira segera menarik Alexia
ke halaman belakang.
Saat di halaman belakang, Alexia
marah marah karena perlakuan Akira. Akira meminta maaf dan beralasan hal
tersebut untuk menghindari kecurigaan. Mendengar alasan tersebut, Alexia
menatap curiga Akira, tapi akhirnya dapat memakluminya. Akira lalu bertanya
kenapa Alexia mencarinya. Denag wajah masih sedikit kesal, dia mengatakan bahwa
dia ingin Akira mengantarnya ke suatu tempat saat pulang sekolah . Dia
mengatakan hal tersebut akan menjadi petunjuk tentang keberadaan Zerther.
Saat istirahat pun tiba, dan
Akira segera menuju kantin untuk
bergabung bersama Ayaka dan Naoki. Tapi, di tengah jalan dia kembali bertemu
dengan Ayumi. Akira kembali menyapa Ayumi dna dibalas dengan dingin oleh Ayumi
seperti biasa. Akira menanyakan apakah
dia menemukan hal yang dicarinya. Ayumi menjawab bahwa dia belom mendapatkannya
tapi dia sudah mengetahui keberadannya . Ayumi lalu balas bertanya pada Akira.
Dia bertanya kenapa Akira selalu memperhatikannya walau selalu dibalas dingi
olehnya. Dengan nada gembira dia mengatakan bahwa dia merasa senasib dengan
Ayumi karena sudah kehilangan orang tua dan juga karena dia menganggap Ayumi
merupakan gadis yang sebenarnya menarik. Mendengar ucapan Akira, Ayumi hanya bisa diam
dengan sedikit memerah. Setelah itu Ayumi segera pergi dengan wajah masih
tertunduk malu. Akira pun hanya tersenyum dan kembali menuju kantin sekolahnya.
Sementara itu, di lapangan
belakang sekolah Alexia sedang melakukan Arcane Sensing . Rupanya Alexia
merasakan Crystalline yang cukup signifikan di lingkungan Seito High School.
Setelah melakukan Sensing beberapa lama, akhirnya Alexia tiba di sebuah
bangunan tua di belakang sekolah. Walau tidak terlalu kuat, Crystalline yang
dia rasakan lebih kuat dari biasanya. Alexia berniat untuk segera memeriksanya,
tapi kemudia dia ingat bahwa keadaan dapat berbahaya baginya jika sendiri.
Akhirnya setelah memberi tanda di sekitar tempat tersebut , Alexia pun kembali
menuju sekolah. Dia akan kembali nanti saat Akira ada bersamanya untuk lebih
amannya.
Kembali ke sekolah, Akira sedang
menikmati makan siangnya bersama Ayaka dan Naoki. Awalnya pembicaraan berjalan
seperti biasa sampai Naoki membicarakan tentang murid pindahan yang baru tiba
beberapa hari yang lalu. Akira terdiam dan menghentikan makanannya. Tentu dia
tahu yang dimaksud itu Alexia. Ayaka yang melihat sikap Akira malah menjadi
curiga terhadap Akira. Dia menanyakan apa Akira tahu tentang murid itu. Akira
berusaha menghindar dengan mengatakan dia tidak tahu. Ayaka tentunya tambah
curiga dan tambah memaksa Akira untuk bicara jujur. Untungnya Naoki memihak
Akira sehingga Ayaka tidak lebih jauh memojokkannya. Pembicaraan pun kembali
berjalan normal sampai bel masuk berbunyi.
Pulang sekolahnya, seperti biasa
Akira, Ayaka, dan Naoki berjalan bersama menuju gerbang. Tapi sesampainya,
figure Alexia telah ada di pintu gerbang. Akira bertambah panic saat Alexia
malah datang menghampirinya. Dengan nada yang cukup anggun, Alexia memberi
salam pada Akira, Ayaka, dan Naoki. Akira yang keget hanya bisa dengan gugup
membalas salamnya karena dia merasakan hawa yang menusuk dari Ayaka. Alexia memperkenalkan dirinya sebagai saudara jauh Akira dan berhutag budi dengan
Akira karena pernah ditolongnya. Akira bertabah panik karena ucapan Alexia sama
sekali tidak diduga. Entah beruntung, entah sial, Alexia sepertinya dapat
meyakinkan Ayaka dan Naoki. Akira tidak dapat berbuat apa apa selain
menyiyakan segala ucapan Alexia. Tentu saja, hawa menusuk dari Ayaka tetap
terasa. Setelah memperkenlkan diri Alexia bertanya pada Akira apa dia ingat
janjinya. Akira yang sedang dibasahi keringat itu kaget Alexia menanyakannya.
Untuk tidak membuat kesalahpahaman dia mengaku ingat walau dengan sedikit
ragu. Alexia lalu mengatakan bahwa Akira
mau membantu dia mengenal sekitar dengan mengajaknya berkeliling saat Ayaka
menanyakan apa janji tersebut. Akhirnya Akira dan Alexia pun berpisah dengan
Ayaka dan Naoki.
Di tengah jalan, Alexia kembali
seperti biasanya, memerintah Akira dengan seenaknya. Alexia mengatakan
bahwa dia menemukan tempat yang
mencurigakan, tapi dia butuh bantuan Akira. Akira lalu bertanya apa yang dia
bisa lakukan untuk menolong Alexia, tapi dia hanya tersenyum seolah mengatakan
Akira akan tahu dengan sendirinya.
Akhirnya mereka sampai di tempat
yang dituju. Sebuah bangunan tua yang terlihat sudah lama ditinggalkan. Tapi
sesaat kemudian, tiba tiba langit menggelap dan tanpa matahari. Sebagai
gantinya bulan bewarna merah keemasan bersinar dengan terang. Alexia memperingatkan Akira untuk berhati
hati dengan dunia yang disebut
Ianus
Flaga ini. Dunia ini merupakan spell
zone yang memperlambat Arcane Flow sehingga Magus butuh energi lebih besar
untuk mengeluarkan spell. Selain itu, Ianus Flaga juga perlahan mengambil
Arcana dari tubuh Magus sehingga apabila terlalu lama dapat berbahaya. Sebelum melangkah
lebih jauh, Alexia memberikan sebuah senjata seperti pisau kecil bermata dua dengan sebuah simbol
di masing masing mata pisaunya. Pisau itu bernama
Levantine dan bewarna biru muda. Alexia berkata Akira hanya perlu berkosentrasi
pada musuhnya karena Levantine akan menyesuaikan diri sesuai dengan keadaan
Akira. Akira sebenarnya masih bingung
tapi mereka tidak bisa berlama lama.
Akira dan Alexia pun masuk ke
gedung tersebut. Di dalam mereka tidak menemukan siapa-siapa. Alexia tetap
mengingatkan agar berhati-hati. Saat
mereka semakin masuk, suasana semakin mencekam.
Akhirnya suasana tersebut memuncak sat mereka sampai ke suatu ruangan.
Ruangan yang sangat mengerikan. Pada ruang tersebut terdapat lautan darah.
Tulang belulang di mana-mana serta mayat tak terhitung jumlahnya. Akira
terdiam, shock melihat apa yang dilihatnya, hanya Alexia yang bersikap biasa
seperti sudah biasa. Alexia mengatakan ini hanyalah ilusi yang diciptakan
Magus. Walaubegitu, Akira tetap merasa hal tersebut nyata sehingga membuatnya
gemetar. Di saat Alexia melakukan
sensing, tiba tiba muncul Zerther dari arah belakang. Akira berhasil
membunuhnya saat dia sedang mengincar Alexia yang lengah akibat Sensing. Alexia
meminta Akira untuk melindunginya sementara dia melakukan Sensing. Zerther
terus bermunculan membuat Akira kewalahan. Di saat seperti itu, tanpa
sepengetahuan Akira Levantine bereaksi dan berubah menjadi pedang bermata dua.
Akira sempat terdiam tapi akhirnya terus bertarung demi melindungi Alexia. Akhirnya Alexia
selesai dan mencast spell untuk menghilangkan Ianus Flaga. Akira yang lelah
akibat bertarung secara terus menerus kehabisan tenaga dan perlahan mulai
kehilangan kesadarannya. Di saat seperti itu, Alexia menyandarkan Akira ke
pahanya dan membiarkannya tertidur sambil mengucapkan terima kasih.
Chapter
5 :
Trust/BetrayalKeesokannya, Akira terbangun dari tidurnya. Tapi ada
sesuatu yang lain. Akira berada di kamar yang asing baginya. Kamar tersebut
sangat feminim dan pastinya bukan kamarnya. Saat Akira kebingungan, tiba tiba
Alexia masuk dan memberi salam pada Akira. Akira terdiam melihat Alexia,
bingung mau berkata apa. Alexia yang tadinya dengan ceria menyalami Akira
langsung berubah kesal karena sikap Akira yang seakan tidak percaya. Akira
minta maaf karena dia masih belum paham apa yang terjadi , tapi Alexia masih
terlihat kesal.
Akhirnya Alexia menjelaskan Akira apa yang terjadi. Setelah pingsan karena kelelahan akibat
pertarungan kemarin, Alexia berniat mengantarnya ke rumahnya. Tapi Alexia tidak
tahu rumahnya sehingga membuatnya lebih
memilih rumahnya sendiri untuk mengistiharatkan Akira.