Welcome to MAGUS World !!!

NGIIINGGGGG
sebuah pesawat besar mendarat. para penumpangnya turun dan mulai masuk ke bandara.

Shanghai International Airport
seorang pria kemudian mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar.
dia berhenti sejenak dan tiba - tiba tentara china mengepungnya. dia masih saja diam. lalu seorang perwira militer china mendekati pria itu.

"Tuan Defner Fillius." Ucapnya.
"Selamat datang di Shanghai." dia dan Defner lalu berjalan
"Nyonya besar Elgenreicht sudah memberitahu saya perihal kedatangan anda.... mari..." dia mempersilahkan Defner masuk kesebuah limousine yang dikawal sepasukan tentara China.

"A..." Defner tercengang melihat limousin tersebut.
"aku sampai lupa..." dia mengambil sebuah catatan dan melihat bagian yang dilingkari.
"Menurut data... keluarga ini sangat identik dengan yang namanya kemewahan... benar - benar bukan gayaku..." dia lalu masuk ke dalam diikuti perwira itu.

sepanjang perjalanan mereka lebih banyak diam. Defner menerawang keluar dan mengingat kembali percakapannya dengan ketua.
--------------
LONDON
di sebuah bar.
"Aku ingin kau menyusul nyonya besar Elgenreicht ke Shanghai." Ketua meminum tehnya.
"Ah... kenapa teh buatan tuan Izark ini begitu enak??" Muka ketua memerah.

"Tapi ketua..." Defner mulai bicara.
"Kenapa harus kesana... bukankah Firenze melindungi mereka?"

"Firenze akan mendapatkan tugas baru di Prancis!" Jawab ketua.
"Nyonya besar Elgenreicth telah memberikan data - data yang berhubungan dengan penelitian mereka mengenai saint Arcana di Perancis."
"dan aku ingin Firenze mengambil hasilnya..."Bartender kemudian menaruh sebuah amplop di hadapan Defner.

"Apa ini ketua?" Tanya Defner

"Ini tiket pesawat, visa, paspor, dan semua surat surat yang kau butuhkan untuk pergi kesana."
"Setelah sampai... "ketua meminum tehnya lagi. Defner melihat ke arah catatan.
"Langsung pergi ke Grand Kiriko dan tunggu perintah selanjutnya dari Nyonya besar Elgenreicht."
"Itu saja... " Ketua berdiri
"Semoga sukses... di misimu untuk melindungi keluarga Airies Kiriko..." ketua melambaikan tangannya sambil berjalan
"Karena kalau sampai gagal...." Lanjut Ketua.
"Aku berumpah aku sendiri yang akan menghukummu!" ketua keluar dari bar itu. Defner hanya diam dan memandang punggung ketua sebelum pergi.

"Airies Kiriko..."
"Padahal mereka adalah keluarga Magus... "
defner lalu beranjak pergi dari bar.
--------------

kembali ke perjalanan.
"Ah... tuan Defner..." Panggil perwira tersebut
"Kita akan segera sampai..."

Defner melihat ke arah menara Grand Kiriko yang berkilauan oleh kacanya
"Daripada disebut gedung perkantoran..." Defner ternganga melihat megahnya menara itu.
"Akan lebih pantas kalau ini disebut istana... "

di salah satu lantai,
Renata dan Nell melihat ke arah iring iringan limousin yang baru saja melewati gerbang.
"Hmm... "Renata bergumam.
"Bagaimana Nell?"tanyanya dengan wajah antusias.
"Mau coba mengetesnya?"

"Terserah Nona Renata saja..." Nell terus memandang ke arah limousine yang sedang memutar menuju pintu utama.
"tapi tentu saja dia harus dites..." tambahnya
"karena dialah yang diutus House of Spirit untuk ikut melayani keluarga ini..."

"Atur penyambutannya di Hall tamu!" Perintah Renata. seorang pelayan menunduk hormat pada Renata dan bergegas keluar ruangan.
"Nah Nell..." Ajaknya
"Ayo kita tes dia..." mereka pun keluar dari ruangan itu dan menaiki lift untuk turun ke Hall tamu.

Kembali lagi di depan Mansion Akira di Kiseki XD
Ray dan Ichiko terus menunggu Akira yang
terasa semakin dekat..., sedangkan Firenze sudah hilang mencari Akira..... tetapi...

"(Akira.... mendekat.... tapi.. apa ini... aku merasa ada sesuatu dibelakangnya!)"
pikir Ray..

dan ternyata Akira menuju ke arah mansion dengan diikuti oleh banyak Unnatural
"Cih.. gawat! sepertinya Akira sedang diikuti oleh Unnatural.... selain itu jumlahnya banyak!"
ucap Ray

~

Shanghai

Defner yang memasuki Hall utama tercengang melihat segala kemewahan yang ada disini...
"Ya ampun..." dia sampai ternganga
"Me... Mewah sekali..."

"Tuan Defner." panggil perwira tadi.
"Silahkan ikut saya..."

"Ah iya..." Jawabnya gugup. dia lalu berlari kecil ke arah perwira tadi dan ikut berjalan bersamanya. mereka melewati sebuah koridor yang ditutupi kaca kaca berkilauan. sinar matahari pagi yang hangat menerpa mereka.

pintu kaca di depan mereka terbuka dan mereka masuk ke sebuah Hall tamu yang amat mewah.
"Silahkan duduk Tuan Defner..." Perwira itu mempersilahkan Defner duduk di salah satu sofa yang ada.
"Mohon tuan menunggu sebentar... tidak lama lagi nona Renata dan nona Nell akan segera menemui anda..." Defner mengangguk
"Kalau begitu saya permisi. " Perwira itu menunduk hormat dan meninggalkan ruangan.

Defner duduk dan terkagum kagum melihat perabotan di Hall tersebut. pintu kembali terbuka dan 5 orang maid masuk. mereka kemudian menyuguhkan berbagai macam makanan dan minuman di meja.
"Silahkan dinikmati. Tuan Defner." mereka menunduk hormat.

"Ah iya..." Jawabnya gugup
"Terima kasih.."

para maid tersebut kemudian beranjak. satu berada di belakang sofa Defner. dua orang berada di belakang dua sofa di depannya. dua lagi berdiri di pintu masuk.

Pintu kembali terbuka dan Renata serta Nell masuk
"Defner Fillius." Sambut Renata. Defner berdiri.
"Selamat datang di Grand Kiriko Shanghai." Renata mengulurkan tangannya.

Defner menyambut tangan Renata dan menciumnya. "terima kasih... nona Renata von Einzbern Vitzgerald..."

"Ah..." Muka Renata memerah.

Defner lalu meraih tangan Nell dan melakukan hal yang sama. "Apa kabar? Nona nell..."

Nell tersenyum hangat. "Baik sekali Defner kun." gantian muka Defner yang memerah.

"Kalau begitu Defner kun... "Panggil Renata.
"Mari ikut saya..." Para maid menunduk hormat ketika Renata keluar ruangan. Nell dan Defner segera mengikuti Renata.

Mereka berjalan di lorong lainnya. Defner tidak henti hentinya celingukan memandang keluar koridor ataupun memperhatikan setiap lukisan yang terpampang di koridor yang terang karena lampu dan sinar matahari pagi tersebut. Nell dan Renata berbisik sambil merasa geli melihat semua tindakan Defner.

Pintu terbuka dan mereka keluar di halaman belakang Menara. sebuah lapangan golf yang sangat luas. Defner terkejut melihat indahnya lanskap lapangan tersebut. dia juga terpukau oleh angsa angsa di danau dan burung burung yang berkicau serta berterbangan.

"Bagaimana Defner kun?" Tanya Nell ramah.
"Suka pemandangan disini?"

"Su... suka sekali!!" Jawab Defner langsung
"Indah sekali disini!!"

"Kalau begitu..." suara nell berubah dingin.
"Bersiaplah!!" Nell melompat mundur

"A!?" Defner terkejut
TRANG
Tiba - tiba Defner dan Renata sudah beradu pedang.
"Nona Renata!? apa yang...!?" Defner terkejut karena tangannya bergerak secara refleks

"Refleks yang menarik Defner kun!" Renata tertawa dan melompat tinggi sambil menghilangkan pedangnya dan mengeluarkan dua pistol.
"Bagaimana dengan ini!?" Dia menembak dengan semangat.

"Lompatan dan pedang tadi..." Defner tercengang
"Ukh..." Dia melompat mundur menghindari tembakan tembakan Renata.
"ternyata... wanita ini menguasai sihir tanpa mantera!!" Dia kemudian berdiri dan bersiap mengeluarkan senjatanya.

"Tidak waspada!!" Suara Nell terdengar sangat dingin.

"A!?" Ternyata Nell sudah bersandar di punggung Defner. ujung pedangnya menempel di leher Defner
"ga... gawat... jangan jangan mereka... "

"Hanya segini saja?" Tanya Nell dingin.

"Be... belum!!" Defner bersalto dan lehernya sedikit terkena pedang Nell. dia lalu melemparkan pisau pisau kecil ke arah Nell. oleh Nell pisau pisau itu ditangkis dengan mudah. Defner kemudian mendarat di sisi danau.

"Wah wah..." Renata terkekeh
"Benar benar tidak waspada!!" Defner langsung pucat begitu menyadari bahwa Renata berdiri di sampingnya dan ujung pistolnya sudah menempel di pelipisnya.
"Firenze masih lebih menarik!! " Renata tertawa
"Defner tidak menarik!!"

Nell memandang Defner dengan pandangan menusuk
RRRRRRRRRR
Sebuah helikopter mendarat di belakang Nell.
"Pergilah..." Ucapnya dingin.
"Kamu tidak pantas berada disini..." rambut Nell berkibar oleh angin. kemudian dia berjalan dan melewati Defner.

Renata menurunkan pistolnya. lalu dia mencium pipi Defner sambil memberikan sebuah catatan. muka Defner langsung memerah
"pergilah kesini defner..."
"semangatmu bagus... sayang kalau disia - siakan." Renata pun berlari mengikuti Nell. perwira yang tadi mengantar Defner turun dari helikopter dan menunduk hormat pada mereka.

"Nona Renata!!" Panggil Defner. Renata berbalik
"jangan - jangan... anda... seorang Balancer!!"

Renata tersenyum
"Kalau sudah selesai disana..." jawabnya
"Kembali dan hadapi kami lagi..."
"Saat itu akan kita lihat apakah memang benar ketua memilihkan orang terbaiknya untuk majikan kami... " kemudian Renata dan Nell meninggalkannya.

"Nona renata... nona Nell..." Defner lalu masuk ke helikopter dan berangkat. saat masih diatas. Defner melihat ke arah menara tersebut.
"Aku pasti akan kembali!!" Mukanya berubah tegas
"Aku akan menunjukkan kalau aku adalah utusan terbaik ketua!!"

Ditempat mansion Nite

Anna kaget mendengar permintaan Nite. Namun ia bingung bagaimana cara memanggil SPV itu.
"Aku bingung bagai mana cara memanggil SPV..tp aku akan mencobanya...." kata Anna.
tiba-tiba tangan kiri Anna bersinar terang. dan tak lama muncul seorang perempuan setengah malaikat setengah iblis. Ia mempunya sayap hitam dan putih.
Anna kaget sekali melihat perempuan itu begitu juga Nite.
"Maaf...mengganggu nona Anna....." kata perempuan itu lalu mencium tangan kiri Anna.
"siapa?" tanya Anna.
"Aku SPVmu..selama ini aku selalu tidur di dalam tubuhmu....." kata perempuan itu.
"SPV..namamu?" tanya Anna lagi yang masih belum percaya.
"Namaku....Leny...." kata perempuan itu.
Anna dan Nite juga SAi yang melihat itu masih tidak percaya.
"SPV...aku bisa memanggil SPV..." Anna masih kaget.
"Nona Anna..kamu masih bisa memanggil SPV yang lain....lihat itu..mungkin kau tak menyadarinya..." kata LEny.
Lalu Nite dan Anna melihat banyak SPV yang mengeliligi mereka.
"tenang...mereka ga akan macam-macam ^^" kata Leny santai.

Akira Mansion..
02.00 AM

"HAAA!!"
Akira pun mengayunkan pedangnya kembali...

"Ha..ha..ha.."
"Akhirnya..."
"Selesai juga..."
AKira pun tersender di dinding rumahnya...

"Yang lainnya dimana ....?"
Akira yang letih memikirkan nasib Ichiko serta temannya yang lain. Dalam hatinya dia berharap mereka dapat mengatasi para Unnatural yang mengejar mereka.

Lalu...
Sebuh sosok pun mendekat dari kegelapan.
"!!"
"Siapa !?"

Dari dalam kegelapan sebuah sosok pun muncul..

"DIETER !!?"
"Mau apa kau !?"
Akira yang melihat Dieter langsung berdiri dan mempersiapkan dirinya. Walau Akira tahu bahwa Dieter lebih kuat darinya dia berusaha menyembunyikannya.

"Tidak usah begitu, Akira"
"Aku tidak akan melukaimu."
"Untuk apa melawan teman sendiri." ucap Dieter pelan dengan senyum dimukanya. Berbeda sekali dengan kesan monster yang diperlihatkannya selama ini.

"!!"
"Apa maksudmu !?"
"Siapa yang temanmu !?"
Tanya Akira pada Dieter yang tersenyum padanya.

"Tenang, akan kujelaskan, Akira"
"Sebelum itu, turunkan dulu senjatamu..."

"...."
"Kalau kau macam - macam, kubunuh kau tanpa sisa."
Akira lalu dengan perlahan menurunkan senjatanya. Tapi dia tetap siaga jikalau Dieter menyerangnya.

Dieter pun kembali tersenyum dan mendekat ke Akira.

Sementara itu di tempat lain....

"AAAAAAAAAGGGGGGGGHHHHHHH!!! Benar benar membosankan!!!! gimana kalau kita buat kekacauan sedikin Nisaaannn???? Aku benar benar bosan!!!! Mereka membuatku kesal!!!!!!!"
" Boleh y! y! y!"
"tERSERAH LAH!" Menang biar meramaikan sedikit suasana yah...."
"Hmmmm... sebentar lagi akan di mulai..."

sementara itu....

"Hm... sepertinya tidak salah kalau kau mungkin adalah adik Nite..." kata Sai
"Sudahlah Sai... daritadi aku mau mengingatkanmu soal aturan dimensi..." kataku
"Yah... itu sudah tak penting lagi, bukankah kau mau meneliti soal Dice of Fate ke 1000 itu?" tanya Sai untuk menutupi rasa malunya
"Yah... ayo masuk!" panggilku
"Anna, kalau kau tidak cepat masuk, Noon keburu pulang lho!" panggilku lagi

Walau begitu, kelihatannya Anna masih asik mengobrol dengan Leny... aku pun memanggil seorang SPV tipe tumbuhan, Flora

"Flore, kalau dia sudah selesai, tolong suruh masuk ya! Kalau Noon pulang, langsung panggil Buttler, oke?" perintahku, sementara Flora hanya mengangguk, maklum, walau wujudnya adalah malaikat bunga, ia tidak bisa bicara seperti Cretia...
"Sai... sebenarnya untuk apa ya dadu ke 1000 itu ada?" tanyaku
"Aku tak tahu, karena itu kita sedang mencari jawabannya kan..." balasnya

Kami pun masuk ke dalam mansion dan langsung menuju ke Atelierku, tentunya tanpa lupa menyapa pada Buttler.

Anna dan Leny melihat Nite yang masuk.
"Nona Anna kau tidak masuk?" tanya Leny.
"Akh iyah.." lalu Anna dan Leny masuk mengikuti Nite.
Saat sedang mengikuti Nite. Leny berkata kepada Nite,
"Nite, walau kau sudah tau kalau Anna adalah adikmu..tp sepertinya kamu cuek sama adikmu. Apa kamu tidak kangen....lg pula kamu harus bertanggung jawab karena kamu meninggalkannya."
Anna yang mendengar itu hanya diam namun wajahnya sedikit sedih.

Aku yang sudah berada di Atelierku segera mengumpulkan buku-buku mengenai Dice of Fate #1000

"Hm... rasanya data yang ada itu-itu saja..." kataku
"Kau sudah membaca buku-buku itu ratusan kali... mungkin kau harus mencari di buku lain..." kata Sai
"Yah... yang jadi masalah adalah... aku sudah membeli semuanya..." aku pun menghela napas dan tanpa sengaja aku menjatuhkan sebuah buku yang covernya sudah sobek, aku pun mengambilnya dan saat menyadarinya, aku melihat
"I... ini... resep untuk membuat Dice of Fate #1000!" teriakku
"Nite... apa kau yakin? Kau harus mengumpulkan rambut, kuku, dan kulit dari orang terkuat di tiap faksi!" kata Sai
"Hm... soal itu, asalkan level tinggi sih nggak apa-apa..." kataku
"Yang jadi masalah adalah darah Unnatural level tinggi ini..." lanjutku
"Nite... kau bilang saat di dekat Akira akan terjadi sesuatu yang menarik kan?" balas Sai
"Hmm... benar... sayangnya Akira terlalu banyak dikelilingi Magus, mereka pasti akan mencurigaiku walau aku tak punya maksud apa-apa..." kataku
"Yah... kemanapun kau pergi... aku pasti akan melindungimu..." kata Sai
"Trims..." balasku

Aku pun keluar ruangan dan menemukan Anna
"Ann... aku tahu kita baru saja bertemu... maaf aku sudah mengacuhkanmu... tapi sekarang aku harus pergi lagi... apakah... kali ini kau mau mengikuti keegoisan kakakmu yang bodoh ini lagi?" tanyaku serius pada Anna

Shanghai

wilayah pegunungan,
RRRRRRRRR
helikopter itu mulai terbang merendah. cuaca di luar saat ini badai salju.
"Umm... sebenarnya kita mau kemana?" Defner terlihat cemas

"Anda tidak perlu cemas tuan." Perwira itu tersenyum.
"Anda hanya perlu melihat ke bawah." tambahnya

"Hmm?" Defner melihat ke arah bawah
"A..." dia ternganga
"itu... itu apa!?" sebuah komplek kuil yang sangat besar dan megah terlihat di bawah

"Majikan kami menyebutnya dojo..." Jawab perwira itu sambil tersenyum bangga.
"Kami menyebutnya tempat pelatihan. " Jawabnya lagi

RRRRRRRRR
helikopter pun mendarat.

hyung hyung hyung
heli itu mematikan mesinnya. Defner dan perwira itu kemudian turun

seorang pria yang sudah kelihatan tua menghampiri mereka.
"Kolonel..." Panggilnya

"Apa kabar tuan Lyciuss?" perwira itu tersenyum ramah
"Nona Renata menitipkan tamunya pada saya."

"Hmm..." pria tua itu mengamati Defner
"Rupanya lagi lagi seorang guardian." Defner terkejut mendengarnya.
"Sudah lama sekali sejak Guardian Firenze..." tambahnya

"Apa?" Defner terkejut.
"Firenze!? apa sebenarnya..."

"Sudah cukup!" potong pria tua itu
"Mau sampai kapan kita diluar!?" Dia berbalik dan berjalan menuju kuil utama.
"Ayo cepat!!"

mereka pun berjalan menuju kuil utama yang terlihat begitu besar dan megah.

Grand Kiriko Shanghai
Main Lift.
"Sebenarnya kemana nona menigirimnya?" Nell terlihat sebal

"Ke... kemana yah?" Renata pucat.

"Lho?? jadi dia kemana sebanarnya!?" Nell kehilangan kesabaran
"Tidak mungkin heli itu asal terbang kan!?"

"A...iya... Aku ingat..." Renata tersenyum jahil
"Aku mengirimnya ke Kowloon..." jawabnya sambil melihat ke luar.

"Apa nona bilang!?" Nell terkejut
"Nona tidak salah kirim?? Kowloon??" Nell agak merinding

"tenang saja..." Renata tersenyum senang
"Lyciuss akan memperlakukan dia dengan baik..." Lanjutnya
"Seperti yang dia lakukan pada Firenze dan Nite Hardrain..."

Anna terdiam sejenak... aku sadar bahwa energi yang besar sedang berkumpul di sekitar Akira... darah Magusku mengatakannya dengan keras...

"Ann... maaf aku haru meninggalkanmu lagi... untuk kali ini..." aku pun berkata begitu lalu memeluk Anna dan menangis
"Maaf... aku nggak bisa jadi kakak yang baik... singkat sekali waktu kita bertemu... dan kita harus berpisah lagi..." kataku melepaskan pelukanku
"Aku tahu ini mungkin berat bagimu... tapi kalau kau tetap disini kau akan aman kok.... Noon pasti tidak akan mengapa-apakanmu... tapi..." aku terdiam sebentar
"Kalau kau merasa siap, datanglah, kalau kau kebingungan mencariku... Leny akan membimbingmu, dia akan melindungimu... asal ingatlah kata-kataku... kau baru saja menjadi SPVMaster, jangan nekat membawa lebih dari 1 SPV!" lanjutku, lalu aku pun langsung melesat keluar

"Shirou... aku butuh bantuanmu... tolong bawa aku ke tempat Akira ya!" aku pun memanggil Shirou dan langsung memberi tahunya hal itu. Ia menyahut dan menyuruhku untuk segera naik ke punggungnya

Shirou dengan cepet melesat, dalam sekejap aku dapet melihat Akira dari kejauhan, melihat Dieter yang mendekati Akira. Aku pun turun di atap dekat mereka berada, lalu memperhatikan sambil memasang Destiny Edgeku ke [Cannon Form]

kembali ke tempat Ray dkk... di depan mansion Akira...

"(hm... aku merasa para Unnatural itu sudah berhasil dikalahkan Akira...
tetapi.. kemana dia...?)"
pikir Ray...
Ray merasa bahwa Akira berada dekat dengan tempat Ray dkk....
tiba2 ia samar-samar merasakan juga bahwa ada suatu Arcana yang pernah ia rasakan
sebelumnya....

Grand Kiriko Shanghai
Taman dalam ruangan presiden @ lt.52

sebuah hamparan rumput yang indah. dipenuhi oleh pepohonan. sesekali angin hangat bertiup semilir. di sebuha gazebo tampak Izark dan neneknya sedang minum teh.

"Ah... teh mu memang benar - benar enak Izark..." Muka nenek memerah

"nenek terlalu memujiku..." Izark menunduk malu. sesaat kemudian wajahnya menerawang kosong.

"Hmm? apa ada yang menganggumu Izark?" Nenek berkata sambil tersenyum lembut.

"Tidak... tidak ada..." jawabnya lesu.

"hmm.. hmm... hmm..." nenek tersenyum jahil. Izark heran
"Tahu barang ini?" nenek mengangkat sebuah panel yang menyerupai remote tapi yang ini sangat tipis sehingga hampir terlihat menyerupai kertas.
"Apa yang terjadi kalau ini nenek tekan ya..." dia menekan salah satu bagian panel itu

BRAKKK
ratusan tombak turun dari atas dan lanngsung mengarah ke Izark
"A!?" Izark langsung sadar dan berguling menghindari tombak - tombak itu.

"hohohohoho" nenek tertawa dan menekan lagi salah stau bagian panel itu.
BRAKK
dari balik lantai keluar juga ratusan tombak yang langsung mengara pada Izark.

Izark melompat tinggi dan menghancurkan semua tombak itu dengan tangan kosong. nenek tersenyum hangat. Izark kemudian mendarat di depan nenek

"Nenek!!" ucapnya kesal.
"Tolong jangan bercanda disaat kita sedang minum teh!!" Dia mengibaskan tangannya dan sebuah tombak yang bergerak ke arahnya langsung terlempar ke belakang

Syuuung
pintu kaca dibalakang Izark terbuka dan Nell serta Renata masuk. mereka kaget karena tombak tadi melesat diantara leher mereka berdua. mereka berdua pun pucat.
"Ne...nenek... izark chan..." Renata tergagap

"Nyo... nyonya besar..." Nell juga tergagap

"Jangan marah Izark..." nenek tersenyum hangat
"nenek hanya ingin memastikan bahwa kamu selalu waspada setiap saat." dia terseyum hangat.
"pewaris keluarga Airies Kiriko harus selalu waspada lho." tambahnya.

"Tapi nenekkkkkkk..." Izark tambah kesal
"Kita sedang minum teh!!"

"Ah izark." nenek tertawa
"bukan nenek yang membuat mereka jadi seperti itu kan?" dia menunjuk ek arah nell dan Renata.

Izark terkejut dan langsung berbalik. dia kaget melihat Renata dan Nell yang sudah bersimpuh saking kagetnya setelah tombak itu melewati leher mereka.
"A..." Izark terbata
"Ma... maafkan aku!!" Izark menunduk

Dojo
Lyciuss dan perwira itu serta Defner memasuki hall utama kuil
"Hmm..." Lyciuss berhenti
"Siapa namamu... guardian..." Tanyanya

"Defner!" jawab Defner
"Defner Fillius!!"

"Hmm..." Lyciuss bergumam lagi
"Kuharap kamu tidak mengecewakan nona Renata..." tambahnya
"karena nona hanya mengirim orang - orang terbaik ke tempat ini."

"Siap!" Defner berkata tegas

"Semangat yang bagus." kolonel tersenyum

"Bagus sekali!!" Lyciuss tersenyum senang

Dojo.......

"Terima kasih" jawabnya gugup

"Hm, aku merasa ada hawa yg sangat hebat disini"
"Tempat apa ini sebenarnya?" Gumam Defner

"Ada apa Defner?"
"Santai saja disini, tapi jangan kamu juga terlalu santai" Senyum Lycius sinis

Setelah memasuki lorong yg agak panjang, mereka sampai disebuah tempat yg dipenuhi oleh banyak sekali senjata2.....
Dan seorang wanita sedang berdiri disana.......

Wanita itu menarik perhatian Defner.......
"Hm, aku merasakan kekuatan yg hebat dari wanita ini" Guman Defner
"Baiklah Defner, akan kuperkenalkan teman latihanmu.
Dia akan membantumu dalam berlatih" Kata Lycius
"Klaus, kemarilah......."

Wanita itu secepatnya menghampiri Lycius dan Defner.......
"Klaus, dia sekarang adalah teman berlatihmu. Perlakukan dia "sebaik2nya," mengerti?"
"Baiklah, guru besar" Jawab Klaus...

"Nah, Defner. Sekarang Klaus akan memberitahu ruanganmu, ikutilah dia" Kata Lycius
"Ba.....baiklah" Jawab Defner

"Perkenalkan, namaku Klaus Einsolia Denneldum. Seorang Guardian"
"Na...namaku Defner Fillius. Guardian juga. Mohon bantuannya"

"Mari, ikut aku" ajak Klaus
"........" Defner hanya bisa terdiam

Church in Kiseki

Seorang pastor muda menyalakan lilin-lilin yang menjadi peneranan gereja tersebut sambil mengerutu.

"Apa yan mereka inginkan, sih?" Gerutu Pastor itu. "Apa tidak ada orang lain?"

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju pintu masuk gereja. Pastor itu segera mengambil bukunya dgn sikap waspada.

Pintu terbuka dan...

"KEPARAT!! Bukankah tadi aku sedah menolak!!" Pastor itu melemparkan salah satu tempat lilin yan kosong kearah pintu.

Orang yang berada di depan pintu menghindari lemparan lilin dari sang pastor.

"Na... Nathan-kun?" Panggil oran itu yang ternyata Ren dan Barth, wajah mereka terlihat sangat terkejut.

"Ah.. Ternyata kalian berdua... Maaf kupikir mereka balik lagi." Nathan tersenyum.

"Mereka, orang-orang dari Foundation?" Tanya Barth.[br][/br]"ya," Nathan mengangguk, "bekalangan ini mereka sering sekali kesini... Untuk mengajaku kembali."

"Heeh," gumam Ren, "Mereka keras kepala juga ya... Sampai-sampai kamu yang terkenal tenang sampai semarah itu."

"Begitulah," Jawab Nathan.

"Ngomong-ngomong, kita tidak bisa bicara disini, bisa gawatkalau orang-orang keras kepala itu kembali dan melihatmu bicara denganku...Entah apa yang mereka akan lakukan."

Nathan kemudian membawa Ren dan Barth ke sebuah ruangan lain di dalam gereja...

------

Church, Underground Library...

Mereka bertiga duduk di sofa di dalam perpustakaan bawah tanah gereja Nathan, hanya 3 buah lilin yang menerangi ruangan itu. Ketiganya tampak serius.

 "Jadi begitu, pantas orang-orang Foundation itu datang...." Ren menyilangkan tangannya sambil menganggukan kepalanya.

"Begitulah, seingatku jumlah balancer yang datang ke kota ini hanya 2 orang, salah satunya orang yang cukup menarik, lho. ^_^ " Kata Nathan .

"Siapa?" Tanya Barth.

"Rahasia~." Jawab Nathan, ekspresinya berubah menjadi sedikit lebih santai.

"Cih," gumam Barth, "omong-omong, kemana Niue?"

"Niue-chan sedang keluar" Jawab Nathan, " kadang-kadang aku perlu bantuannya untuk mengetahui apa yang terjadi diluar sana." "Terus... Apa yang akan kalian berdua lakukan setelah ini?"

"Hmm, Selama belum ada kejadian yang benar-benar 'menarik' atau waktu yang tepat kami tidak akan mengambil bagian..." Jawab Ren."Lihat saja nanti..."

Grand Kiriko Shanghai
Taman dalam ruangan presiden - lt.52
"I... Izark chan makin hebat saja..." Puji Renata sambil gemetar
"Wah... aku nggak akan bisa main main lagi nih sama Izark chan..." dia tertawa hambar

"Renata bilang apa sih??" Izark terlihat kesal
"Aku ini baik baik saja koq."

"Hohohohoho" nenek tertawa jahil

"Gara gara nenek nih!!" Marah Izark.

Triit
"Nyonya besar." Nell memberikan HP pada nenek
"Tuan Lyciuss ingin becara dengan anda..."

"Hmm?" nenek meraih teleponnya.
"Lyciuss??" nenek dan Renata pergi ke ujung ruangan dan meinggalkan Izark berdua dengan Nell.

Dojo
"Nyonya besar!" Lyciuss memanggil nenek
"Saya punya kabar gembira untuk anda!!" dia tertawa senang
"Guardian yang anda kirim terlihat menarik hahahaha."

"Guardian?"
"Ah... maksudmu Defner ya?" Nenek tersenyum aneh.
"Bagaimana? sudah dipasangkan dengan Klaus?" tanyanya lagi

"Tentu saja sesuai perintah nyonya!" jawab Lyciuss
"Saya menjamin Klaus akan memperlakukan dia persis seperti yang nyonya inginkan."

"Itu bagus. terima kasih." Nenek menghela nafas.

"Sampai jumpa lagi nyonya besar." Pamit Lyciuss
"Saya menanti kedatangan anda disini!"

Pip
"bagaimana nenek?" Tanya Renata
"pilihanku tidak salah kan??"

"Memangnya kapan pilihanmu salah Renata?" nenek tersenyum hangat
"Kalau salah nenek tidak akan pernah menjadikanmu kepala Grand Kiriko Shanghai." tawanya.
"sekarang... tinggal masalah Foundation..."

"Nenek jangan khawatir." Renata tersenyum
"Soal itu sudah aku bereskan!" jawabnya.

"Bagus!" nenek terlihat puas
"Ayo kita bergabung dengan mereka." nenek mulai melangkah ke arah Izark dan Nell
"Kita harus membuat Izark merasa nyaman disini!"

"perintah nenek adalah hukum..." Renata menunduk hormat.

Dojo
"Demi tuan Izark..." lanjut Lyciuss sambil melihat ke arah badai salju diluar
"Rencana ini tidak boleh sampai gagal!!" wajahnya berubah tegas.

@dojo

TRAAANG!!!
Tiba2 Klaus menyerang Defner..........
"Ada apa ini tiba2?" tanya Defner
"Lebih baik kamu bersiap2. Karena aku tidak akan mengalah darimu"

"tapi kenapa.....??"
"Sebaiknya kamu diam, dan lawanlah aku dgn serius atau kamu akan mati disini"
"Huh, jika itu maumu"

Tiba2 Defner menghilang dari pandangan Klaus.
Dan menyerang dari atas.......
TRAANGGG!!!!
Klaus menangkis dgn mudah.

"Hehe, walau reflekmu bagus tapi soal kecepatan aku masih lebih unggul"

Dan tiba2 Klaus berada dibelakang Defner.

Dhuaaakk!!!
Defner pun berhasil dipukul Klaus dan jatuh
Defner terbangun dan ingin membalas

"Sudah cukup" kata Lyciuss
"Defner ini hanya sebuah tes kecil sebelum kamu masuk kesini"
"Klaus, kamu jangan langsung serius seperti itu"
"Sekarang tolong antarkan Defner ke kamarnya"

"Baiklah, guru besar"

Di perjalanan menuju kamar Defner
"Maaf ya, tiba2 aku menyerangmu. Karena aku ingin menge-tesmu
"Semoga kita bisa berteman dgn baik" kata Klaus

"Ah, baiklah" jawab Defner sambil tersipu malu
"Sekali lagi mohon bantuannya"

"Ini ruanganmu"
"Kalo perlu apa2, bilang aja ya!"

"Baiklah....."
"Anooo, terima kasih banyak" kata Defner

"Cepatlah bersiap, latihan akan segera dimulai" kata Klaus

Dojo
"Tuan Lyciuss..." panggil kolonel
"Apa tuan yakin memasangkan nona Klaus dan tuan Defner?" dia terlihat cemas

"Apa maksudmu!?" Lyciuss terlihat kesal
"Kita harus menjalankan sesuai perintah nyonya besar!!" tambahnya
"Perintah nyonya besar adalah hukum!!" dia mengulangi

"Ba... baik!!" kolonel menunduk hormat.

"Sekarang kita tinggal menunggu." Lyciuss tiba tiba tersenyum aneh.
"Sebentar lagi anak baru itu akan menunjukkan kebolehannya di depan kita." dia terkekeh

"Maksud anda?" kolonel heran

"Lihat saja!!" Lyciuss terlihat antusias.
"Kuharap dia sama menariknya dengan Firenze, Nite, ataupun Klaus!!"

----------------
Grand Kiriko Shanghai
Ruang kerja Presiden.
Nenek terlihat sedang menelepon.
"Ketua..." panggilnya
"Kenapa sampai mengirimkan Defner dan Klaus sekaligus?"

London
"Nyonya tenang saja." ketua tersenyum
"Percayalah pada pilihan saya."
"Mereka akan melayani tuan Izark dengan baik."

"Kalau itu keputusan anda..." nenek menutup teleponnya.
----------------

@Dojo

"Hm, aku masih heran. Apa yg sebenarnya mereka rencanakan utkku?" tanya Defner
"Tapi selama org2 mengakui keberadaanku, apapun rencana mereka, aku tidak peduli" tambahnya

"Defner, cepatlah. Guru besar dan Kolonel sudah menunggu" Kata Klaus
"Ba....baiklah......" jawab Defner

Dan Defner pun bergegas ke tempat Klaus.
"Apa yg akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Defner
"Hm, kamu bercanda? Sudah tentu kita akan berlatih" heran Klaus
"Ayo, segera ke lapangan dojo" ajak Klaus
"OK" jawab Defner

Ketika berjalan di koridor, tiba-tiha ada suatu ruangan yg menarik perhatian Defner
"Klaus, tempat apa itu?" tanya Defner terheran-heran
"Hm, tempat itu? Sebaiknya kamu jangan masuk kesana" jawab Klaus
"Sebenarnya aku juga tidak tau tempat apa itu"
"Sejak pertama kali aku disini pun, aku dilarang masuk kesana" sedih Klaus
"Yah, tidak apa-apa. Mari kita ke ruang latihan secepatnya" ajak Defner
"Baiklah...." semangat Klaus

Dojo
Lapangan,
ternyata tidak hanya Defner dan Klaus saja yang sedang berlatih. namun juga banyak orang yang ikut berlatih bersama mereka.

"Baiklah!!" Kolonel berkata tegas
"Sekarang kalian akan memulai latihan kalian disini!!"
"Ingat!! kemampuan kalian akan menentukan seberapa cepat kalian berlatih!!"

"SIAP!!" jawab mereka semua. Defner tetap diam sementara Klaus terlihat senang

lalu Lyciuss menghampiri mereka berdua.
"Defner!!" panggilnya
"Klaus!!" lanjutnya
"Ingat, nona Renata dan tuan Izark berharap banyak dari kalian!!" dia berkata dengan tegas
"Karena itu... tunjukkan kemampuan terbaik kalian!!"

kolonel menghampiri mereka
"Kuambil alih tuan Lyciuss..." ucapnya sambil menunduk hormat.

"Ah." Lyciuss terdiam
"baiklah. kuserahkan padamu..."

"SIAP!!" Dia berkata tegas
"Defner kun... Klaus san.." panggilnya
"Mari ikut saya..." mereka lalu berjalan menuju sebuah lapangan yang cukup luas tapi sepi. hujan salju membuat segalanya menjadi putih.
"Nah..." ucapnya
"Tunjukkan kemampuan kalian!!"
"Bertarunglah!!"

@Lapangan Dojo

"Hah? Kenapa? kami harus bertarung" heran Defner
"Jika itu latihannya, aku tidak akan segan-segan" sinis Klaus
"Baiklah, aku akan menggunakan "ini"" kata Klaus

Tiba2 dari tangannya keluar sebuah pedang yg cukup besar
"Excalibur" Teriak Klaus
"HIAAAAT!!!!"

Klaus pun menyerang Defner.
"Jika ini memang latihan. Holy-sword" teriak Defner

TRAAAANGGG!!!!!
"Hm, jika kemampuanmu hanya segitu kamu akan kalah Defner" sinis Klaus
"Apa, dia menghilang. Kemana dia" bingung Defner
"Dimana kamu melihat Defner" senyum Klaus
"Apa...!!!!" Defner terkejut

TRAAAANGGG!!!!
"Fuih, cepat juga kamu Klaus" senyum Defner
"Baiklah, aku akan menambah kecepatanku" tambahnya
"Hm, masih belum cukup" kata Klaus

Tiba2 Defner berada dibelakang Klaus
Dan ketika itu, Defner hampir akan memukul Klaus, tetapi pukulannya dihentikannya segera.....

"Kenapa berhenti Defner?" heran Klaus
"Aku......aku tidak bisa melanjutknannya" sedih Defner

"Apa ini!?" Kolonel marah
"Kenapa berhenti!?" tanyanya
"Aku belum menyuruh kalian berhenti!!"

tiba - tiba Lyciuss menghampiri mereka
"Ada apa ini?" Tanyanya tegas.

"Tu.. tuan Lyciuss..." Kolonel tergagap
"De... Defner menghentikan serangannya.." lapor kolonel

"Hmm... begitu..." Lyciuss terlihat tidak senang
"Dasar bodoh!!" Lyciuss melompat begitu tinggi lalu menghajar telak kepala Defner.
"Kau bodoh!!" teriaknya
"Kenapa tidak melanjutkan!?"

RRRRRRRRR
sebuah helikopter mendarat di halaman depan kuil. Renata turun dari dalamnya.
"Wah wah..." ucapnya
"Udara disini masih saja tidak enak..."
dia lalu melangkah masuk ke kuil.

@lapangan dojo

"Maaf, tapi aku tidak tega melukai temanku sendiri" sedih Defner
"Baik, hukumlah aku kolonel, guru besar"
"Hukumlah aku sesuai dgn kelalaianku" kata Defner

Sedangkan Klaus hanya bisa berdiri diam.....

"Aku telah gagal menjadi guardian"
"Dan bahkan aku tidak bisa melindungi keluarga Airies Kiriko"
"Apa yg bisa kulakukan sekarang?" kata Defner dgn kecewanya.........

"Kau..." kolonel makin marah

"beraninya kau..." Lyciuss juga semakin marah
"Bersiaplah!!" Lyciuss mulai mengambil ancang - ancang. ketika dia akan memukul Defner lagi

"Cukup!!" Sebuah suara menghentikannya. Lyciuss dan kolonel menoleh ke arah suara itu.
"Hentikan! Lyciuss!" Renata yang dibalut mantel musim dingin tebal berjalan turun ke lapangan.
"Kolonel... kau juga..."

"No..." Lyciuss tergagap
"Nona Renata!!" Lyciuss langsung berlutut penuh hormat. begitu juga kolonel dan Klaus. hanya Defner yang tidak

"Cepat berlutut!!" kolonel menyuruh Defner.

"Tidak perlu... kolonel..." Renata berkata lembut.
"Aku datang hanya untuk mengecek keadaan disini..."

"Si.. silahkan nona..." Lyciuss tergagap. Renata berjalan melewati Lyciuss dan kolonel.

"Hmm... Defner kun..." Renata memegang wajah Defner.
"Kamu... harus menunjukkan performa terbaikmu..." Renata berkata lembut
"Kalau tidak..." tambahnya
"Aku takut Nell akan berbuat sesuatu padamu..."

"No... nona!!" Kolonel berdiri.

"Ah baiklah." Renata berbalik dan mulai kembali menaiki tangga.
"Kuharap keberadaanmu disini bisa berguna Defner kun..."
"Jangan kecewakan ketuamu!! kau juga! Klaus!!" Klaus menunduk hormat.

Renata kemudian menaiki tangga. diikuti Lyciuss dan kolonel
tinggal Klaus dan Defner yang berada di lapangan sambil tersiram hujan salju.

@Lapangan dojo.........

"Maafkan aku" kata Defner
"Harusnya aku yg minta maaf, karena kamu telah menyelamatkanku" jawab Klaus
"Kenapa kamu tidak melanjutkan pukulanmu" tanya Klaus
"Aku...aku cuma tidak ingin melukai temanku" balas Defner

"Lain kali jangan lakukan hal itu lagi" perintah Klaus
"Berjanjilah"
"Tapi........hm, baiklah" jawab Defner
"Yah, mari kita beristirahat" kata Klaus
"Luka2mu juga harus segera diobati" tambahnya


@ruangan di kuil

"Terimakasih telah mengobatiku" kata Defner malu
"Ah, tidak apa-apa. Ini juga salahku" jawab Klaus
"Lebih baik kita beristirahat. Dan melanjutkan latihannya besok" tambahnya
"Yah, selamat malam" kata Defner
"............"

Klaus langsung meninggalkan kamar Defner

Ditempat lain......................