Welcome to MAGUS World !!!

Suasana kota di malam hari yang ramai karena pesta tahun baru menyelimuti kota itu semalaman. Sehingga sebuah kejahatan pun tidak terasa sama sekali.

Pemuda itu berjalan begitu pelan saat memasuki sebuah musium kuno di pusat kota. Menyusuri gelapnya lorong yang dipenuhi barang-barang antik dari berbagai mancanegara, tapi yang membuat dia tertarik hanya satu benda kuno yang dipajang di etalase barang-barang antik dan dijaga oleh pengamanan yang begitu ketat.

Tapi dengan lihainya, pemuda itu mulai melewati serangkaian sensor infra merah yang menghadang. Dalam beberapa saat saja, pengamanan yang begitu ketat bisa dijebolnya dengan mudah.

"Huff...Melelahkan....." katanya sambil menyeka keringat didahinya.

Pemuda itu berjalan sambil melihat etalase barang antik tersebut.
"Nah ketemu, pasti benda ini harganya sangat mahal...."

Pemuda itu mengeluarkan berbagai peralatan kecilnya dan berusaha menjebol etalase untuk mengambil benda antik itu.

"Berhasil, aku akan kaya~!" teriaknya dalam hati.

Dalam sekejap impiannya buyar, saat sebuah kekuatan menghempasnya ke dinding lalu tertarik ke langit-langit ruangan itu.
Sebuah lubang hitam muncul tepat didekat barang antik yang mau dicuri oleh pemuda itu.

"Wah,wah rupanya meski malam ini malam tahun baru, bagi para pencuri kecil sepertimu tetap bekerja ya? " kata Lucius.

Pemuda itu tiba-tiba terlepas dari kekuatan yg mengikatnya ke langit-langit dan jatuh terjerembap ke lantai, dan dia meringis kesakitan.

"Kk...kamu...siapa...?" katanya sambil menahan sakit.

"Aku ? Aku adalah orang yang sering kalian sebut sebagai Iblis." kata Lucius dengan tenang.

"heh..Mana mungkin..." bantahnya.
Pemuda itu terhempas kembali ke dinding, dan Lucius mendekatinya perlahan.

"Dengar anak muda, kau mau benda ini ?"

"Tentu saja, buat apa aku kemari untuk hal yang sia-sia." katanya.

"Sayang sekali....kurasa kamu tidak pantas mendapatkan benda ini..." kata Lucius.
"Kamu tahu benda apa ini ?" lanjutnya.

Pemuda itu hanya diam saja, tampaknya dia tidak dijelaskan oleh orang yang menyuruhnya untuk mencuri benda itu.

"Benda ini sangat keramat, dan nama dari benda ini adalah Spear of Longinus.....benda yang sangat bagus.....ya...sangat sangat bagus." kata Lucius sambil memandangi tombak yang patah itu di tangannya.

"Aku tidak peduli, aku sangat menginginkan benda itu sekarang juga~" katanya.

Lucius melemparkan tombak itu dan hampir mengenai kepala pemuda itu.

"Kau tidak cukup jahat untuk mendapatkan ini." kata Lucius.

Lucius menggoyangkan tangannya ke arah sensor infra merah dan alarm pun berbunyi seketika.

"Jadilah lebih kuat dan lebih jahat untuk bisa mengambil benda ini." kata Lucius sambil mengambil tombak itu kembali dan menghilang ke dalam lubang hitam.

"Siial~!"

Pemuda itu berlari secepat kilat untuk keluar dari musium itu, namun para penjaga sudah terlampau banyak. Para penjaga itu melepaskan tembakan peringatan namun diabaikan oleh pemuda itu.

Dia terus berlari mencari jalan keluar, dan dia melihat jendela kecil di ujung koridor dan memecahkannya untuk segera kabur.

Pemuda itu meloncati jendela dan melewati gang kecil dibelakang musium dan terus berlari. Para penjaga mulai menembakinya, tiba-tiba pemuda itu terjatuh namun masih bisa berdiri dan lari kembali.

"SSiiialll~!" katanya geram sambil menahan sakit karena terkena tembakan.

Namun polisi kini sudah mengepung area tersebut dan kini dia terpojok di gang kecil. Pemuda itu tersenyum kecil.
"hh....menyebalkan..."

Tiba-tiba waktu tampak berjalan lebih lambat, semua gerakan-gerakan di tempat itu menjadi sangat lambat. Sebuah lubang hitam mengelilingi pemuda itu dan melenyapkannya.

Saat lubang hitam itu menghilang, semua menjadi normal dan para polisi itu kebingungan melihat apa yang terjadi barusan.

Di atap musium, lubang hitam itu kembali muncul dan menjatuhkan pemuda yg terluka itu.

"Kau menyedihkan sekali...." kata Lucius dengan nada mengejek.

"......mengapa kau menolongku....?" tanya pemuda itu heran.

"Aku tidak menolongmu, dan aku bisa saja mengembalikanmu pada mereka." jawab Lucius.

"lalu apa maumu....?"

"Jadilah budakku dan aku akan mengajarimu menjadi lebih kuat dan jahat, dan mengeluarkan seluruh kemampuanmu."

Pemuda itu melihat kerumunan polisi di bawah dan tersenyum.

"Tampaknya aku tidak punya pilihan lain..." jawab pemuda itu.
"Baiklah.....aku setuju......" lanjutnya.

"Jawaban yang bagus, katakan, siapa namamu ?" tanya Lucius.

"Namaku Arya... Arya Pratama." jawabnya...

Manticore S.V.

"Leuu?" Renata manggut manggut
"Iya juga yah..." dia tersenyum jahil sambil belihat ke arah Leeu

"Eh?" dia kaget.
"No... nona mau apa?" tanyanya takut-takut

"Aku?" Tanya Renata. dia berjalan mendekati Leeu.
"Aku mau melakukan ini!!" dia tertawa dan menendang Leeu dari dek.

"U...uwaaaa..." dia berteriak dan jatuh ke laut.

"Carikan kepiting ya??" Renata melambaikan tangan sambl tertawa.

"No... nona Renata!!" teriaknya.

"Hahahaha" Renata tertawa.
"Sudah lama aku tidak sejahil ini..."
"Idemu bagus Firenze..." Renata tersenyum jahil.

RRRRRRRRRRRR
helikopter helikopter tempur melintas di atas Manticore S.V.

"Ah..." Renata memegang rambutnya yang berkibar.
"Rupanya kita sudah sampai..."
"Leeu!" dia memanggil Leuu yang masih terapung di Laut.

"y...ya....?" jawabnya.

"Jangan pulang sebelum mendapatkan kepiting yang enak!!" dia tertawa jahil.

ZZZZAAASSSSS
sekumpulan kapal selam tentara China muncul di permukaan laut.

"Ah?" Renata terlihat sebal.
"Yaaahhh... kamu dapat bantuan..." keluhnya

Manticore S.V.

Firenze melihat mereka berdua dan tersenyum samar. Saat Leeu naik kembali ke atas Manticore, dia berkata,

"Padahal Pen pasti senang sekali kalau bisa makan kepiting shanghai hasil tangkapan salah seorang bawahan Izark..."


dia melirik ke arah Renata, "Makanan favoritnya Kepiting."

"Kita sudah sampai? baguslah, rasanya aku mulai mabuk laut."

Shanghai International Port - Military Area

"Aahhh...." Renata terlihat sebal

"No... nona kenapa?" Tanya Leuu takut takut

"Habisnya... kamu nggak jadi nyariin kepiting sih..." dia terlihat lesu.

"A..." Leuu agak kaget.
"Nona benar benar ingin makan kepiting??"

"Tentu saja..." dia menjawab lesu

Triiiittt
"Ah..." Leuu mengangkat teleponnya.
"Ya.. oh... ada ada... mohon menunggu sebentar..." lalu dia memberikan HPnya pada Renata.
"Nona..." ucapnya pelan

"Hmm?" dia menerima HP itu
"Halo?" tanyanya
"Ahh?" dia terlihat senang.
"benarkah?"
"Ya... terima kasih..." dia menyerahkan HP itu pada Leeu

"Firenze..." Panggilnya dengan semangat.
"Aku punya kabar baik!!"
"Pen akan sampai di Shanghai siang ini!!!"

RRRRRRRRRRRR
sebuah helikopter terlihat merendah diatas Renata.

"Nah..." Ucapnya.
"Mau ikut ke bandara untuk menjemputnya?" Dia menunjuk ke Helikopter itu

Shanghai Int'l Port - Military area

"Tentu." dia benar-benar tersenyum senang sekarang, "Aku tidak akan menolak ajakan tentang hal seperti itu..."

Mereka melompat ke atas helikopter tersebut, duduk dan memasang sabuk pengaman. Di bawah, Leeu menghela napas lega, setidaknya dia tidak usah mencari kepiting lagi.

"Leeu! JANGAN LUPA KEPITINGNYA!" Renata berteriak dari atas. Leeu sekali lagi menghela napas berat, "Kalau tidak kupastikan kau kena masalah!"

Leeu begidik mendengarnya...

Shanghai int'l airport, Arrival gate...

"Firenze!!!!" Seorang gadis berambut pirang keluar dari pintu kedatangan sambil membawa sebuah koper. di belakangnya, seorang bawahan mengikuti. Begitu melihat Firenze, gadis itu melepaskan kopernya (yang langsung ditangkap oleh bawahannya) dan berlari ke arah Firenze. Larinya cukup kencang, mengingat sepatu yang dia pake adalah high heels 7 cm.
Dia memeluk Firenze...

Mereka bercuman sebentar...

Renata hanya bisa bengong melihat hal itu...

"Je m'ennuie de
toi tellement," kata gadis itu.

Firenze tersenyum simpul melihat dia, gadis itu melihat Renata dengan pandangan heran, matanya yang polos melihat pada Firenze lalu pada Renata.
"Qui est-elle ?"

"One of Izark's subordinate, my friend." Firenze melihat pada Renata dan berkata lagi,

"Renata, ini Penelope."

"Pen, this is Renata."

"Huh? what did you said to her?? " Pen melihat pada Renata dengan pandangan antusias, "Nice pour vous rencontrer !" Pen tersenyum, dan mengulurkan tangannya

"Eh?" Renata menyambut tangan Pen dengan bingung, "So... sorry? I don't speak French."
"Eh? but you look like frances. Anyway, Nice to meet you!" dia menjabat tangan Renata dengan semangat.

"Nice to meet you too." Renata tersenyum.

"Hey, I'm hungry..." Pen melihat pada Firenze, "Can we eat crab?"

Kiseki, Kiseki Cemetery, 05.30AM

Ray yang pergi meninggalkan pekuburan itu menengok kembali ke belakang.
"Aria......" kemudian ia pun melanjutkan jalannya..

"Masih pagi.... malas rasanya kembali ke apartement...."
"sekarang.... enaknya ngapain yah...." muka Ray terlihat agak ceria.

ia pun berjalan ke arah kota..

Shanghai Int'l Airport

"Crab?? you mean... Shanghai Crab??" Renata terlihat antusias.
"What a coincidence." dia mengambil HPnya
"Leuu!!" Panggilnya
"Bagaimana kepitingnya?"

Shanghai Seafood Market

"A..." Leeu terkejut
"Sa... saya sedang mencarinya nona..." jawabnya sambil mengangkat sebuah kepiting.
"Auch!!" capitnya menjepit tangan Leuu.
"Begitu anda pulang... semuanya sudah akan siap." ucapnya.

Shanghai Int'l Airport

"Ah begitu ya." dia terlihat senang.
"Bagus sekali!!" dia mematikan HPnya.
"Now then... would you like to walking around this city?" tanya Renata ramah pada Pen.

------------------

Kyoto - Daiseirei

------------------
"Sebentar Luise" Cegah Lord meleagros.
"Sebelum kita bisa melihat kenangan itu..." dia tidak melanjutkan kata katanya.
"Tuan Izark..."

"Ya?" Jawab Izark.

"Apa anda sudah siap?"

"Eh?" Izark agak bingung.
"Apa maksudnya?"

"Seperti yang anda lihat... anda dan Nell adalah satu kesatuan..." dia menunduk.
"Tapi sayangnya... kedua hati ini berbeda..." dia lalu memegang pundak Izark.
"Dalam satu tubuh... tidak diperlukan dua hati!" Ucapnya tegas
"Pada akhirnya kalian akan melebur atau..."

"Salah satunya akan lenyap..." Jawab Luise pendek.

"Kini... akan saya biarkan anda memilih..." Dia menepuk kepala Izark.
"Apakah anda mau menjadi Izark Airies Kiriko yang ramah tapi kejam... ataupun Nell yang baik hati namun tegas..." Ucapnya.
"Luise..." Panggil Meleagros.
"Tolong lakukan persis dengan apa yang saya katakan sebelumnya..."

"Ahhhhh...." Keluhnya.
"Tapi karena ini menarik... akan kulakukan." Ucapnya mantap. dia lalu mendekati Izark

"Tu... tunggu..." Izark sedikit mundur
"Apa yang akan kalian lakukan?"

"Sejak awal nyonya besar berharap tidak perlu sampai seperti ini." Melegaros memegang kepalanya.
"Tapi karena ini sudah terjadi... apa boleh buat..."

"Nenek menyuruh paman mengembalikan ingatanku?" Tanya Izark

"Katanya terserah padamu." Jawab Meleagros pendek.
"Bagaimana?"

"Aku...ingin tetap menjadi diriku!!"

"Oh... apakah Izark Airies merasa takut?" Tanya Luise sinis.
"Kalau begini terserah kamu saja... toh tidak menjadi masalah buatku."

Tiba tiba Izark memegang tangan Luise.
"Tapi aku ingin ingatanku kembali!!"

"Ti... tidak bisa!!" Cegah Luise.
"Kamu harus memilih salah satu!!"

"Tidak mau!!" Marah Izark
"Aku akan mengembalikan ingatanku!! dan aku akan tetap menjadi aku!!"

"Kamu..."

"Terserah kau mau bilang apa!!"
"Setelah ini semua selesai... aku akan bicara pada nenek!!"

"Baiklah baiklah..." Lord Melegaros melerai mereka.
"Ada kata kata terakhir?" Tanyanya sedikit sinis

"Jika aku menjadi Nell... ceritakan semua mengenai Izark Airies Kiriko padanya!!"

"Baik..." Jawab Melegros.
"Luise..."

Luise maju mendekati Izark.
"Izark Airies... aku tidak minta ini..." Ucapnya
"Tapi... aku hanya akan mengatakannya sekali..." dia memegang kepala Izark
"dengar... "tapakilah jalan yang kamu yakini..." Release "
Luise pun mencium Izark.

------------------
Crasssss
Luise dan Melegaros terpental keluar dan mendarat di kamar Izark.
"Sekarang..." Ucap Melegaros.
"Semuanya tergantung tuan Izark..."

"Izark Airies..." Luise menatapnya sambil memegang bibirnya.

------------------

Shanghai Seafood Market
Triiitttt
Leeu mengangkat teleponnya.
"Ya?" Ucapnya.
"Kyoto?"
"Penerbangan jam?"
"Ah baiklah... aku akan bersiap siap!" Ucapnya lalu dia kembali terlihat sibuk dengan kepitingnya.

Shanghai Int'l Airport

"Sure! Walking around is one of a-must-to-do thing when you get into China," Pen menoleh ke arah bawahannya yang memegangi koper gadis itu.
"Get that into my hotel! We may fly to Kyoto soon, make sure you don't get any trouble~" Firenze menariknya jalan sebelum gadis itu mengoceh lebih banyak lagi.

Shanghai streets

"You sure haven't change..." Firenze berjalan di sebelah kiri Pen, sedangkan Renata di sebelah kanannya. Tinggi Pen hampir sama dengan Renata, dan hampir setelinga atas Firenze.
"At least I am 9cm taller than last month."
"Just because you wear 7 cm high heels."

Pen memerah, lalu diam, kalah oleh omongan Firenze...

"Don't angry."
"I'm not..." Pen berhenti dan menghampiri etalase toko yang memajang baju dengan tulisan 'model baru'
Pen melihat ke arah Firenze, tersenyum maniiis sekali.

"do it."
"YAAAY!" Pen menarik tangan Renata lalu menariknya masuk ke sana.
"Aaa..." Renata terkejut karena tangannya tiba-tiba ditarik, tenaganya juga lumayan kuat.

30 minutes later...

"Sorry to keep you waiting!" Pen berlari keluar dengan membawa satu kantong kertas, begitu juga Renata.
"Tee hee..." dia mengikik.

"Let's go to where your friend Leeu is waiting. his crab is definitely ready when we are there. Beside, mum will blame me if I shop too much."
"As expected from Aunt Wendy..." Firenze menepuk kepala Pen sekali.

"Well then,"
Renata mengambil hpnya dan menelepon Leeu, "Oi Leeu, sekitar 20 menit lagi kami akan ke sana. Kepitingnya akan siap di mana?"

Shanghai inte'l seafood restaurant.

"Euh... " Leeu melihat ke arah chef yang sedang sibuk dengan kepiting kepiting yang berlarian di dalam bak cuci piring.
"Di restaurant international sebelah grand hotel..."

Shanghai Street...

"Kay," Renata menutup teleponnya. "Ayo, masih punya waktu 10 menit untuk jalan-jalan. dari sekitar sini ke grand hotel 10 menit pakai taksi."
"Ha?" Pen menatap Renata keheranan, lalu melihat ke arah Firenze.
"Renata... kau tau dia tidak mengerti. We have ten minutes left, then we will go there by taxi."
"You mean go to the crab?"
Firenze mengangguk.
"Looks like I must learn your languages..."

Shanghai Street

"Ah... don't think about it to much." dia tersenyum
"Besides... language isn't our main problem right?"


Triiit
"ah excuse me..." dia mengangkat HPnya.
"Yes?"
"ah iya nenek... putri madame Wendy ada disini..."
"Dia sedang berjalan - jalan denganku sekarang..."
"Ya... tentu saja Firenze juga ada..." dia tersenyum.
"Ah iya... mengenai persiapan perjalanan ke Kyoto... aku akan mengirim Leeu terlebih dahulu..."
"nenek tidak usah khawatir... dia kan Leeu..." ucapnya sambil tersenyum.
"ah baiklah... sampai jumpa nenek..." dia mematikan HPnya.

"Well then..." Renata menghampiri Firenze dan Pen
"Is there any destination?"
"We still have much time to hang out." dia tertawa lagi

--------------

Kyoto - Daiseirei

--------------

"Bagaimana?" tanya Nell

"Ba... bagaimana apanya?" Izark bertanya bingung

"Ng! Bagaimana ya bagaimana!!" Nell terlihat marah

"eh? Nell...?" Izark terlihat bingung
"Ini... kamarku?" dia berdiri dan melihat ke sekeliling

"Izark kun... ini sama sekali tidak lucu!!" Marahnya

tiba tiba keluar air di bawah Izark
"A... air?" Izark sangat terkejut

"Izark kun... kamu gugup ya?" Nell tersenyum sinis.

"U.. uwaaaaa!!" Izark pun tenggelam di dalam air itu.
sekilas dia melihat kenangannya mengobrol bersama Nell.
dia pun turun dengan cepat hingga berhenti di atas hamparan kosong yang menyerupai gurun tapi susasanya seperti di dasar laut.
dia lalu berdiri dan dia melihat sosok perempuan yang sedang duduk termenung agak jauh dari dirinya

"Nell?" Panggil Izark.

sosok itu tidak menjawab. Izark pun berjalan mendekatinya. tapi... dia sama sekali tidak terlihat mendekat bahkan jarak diantara mereka cenderung tidak berubah. Izark pun berlari ke arah Nell.

"Kenapa tidak mendekat!?" teriaknya.

sosok itu tersenyum aneh dan mengeluarkan kedua tangannya. tiba tiba tangannya memanjang dan mencekik leher Izark sekuat mungkin.

"AAArrrrgghhhh!!!" Izark berteriak
"Tidak!! aku tidak akan kalah!!" teriaknya

"tidak..." terdengar suara seseorang
"aku tidak mau pergi..."

"Siapa!?"

"tidak mau pergi..." ulangnya

"Uwaaaa..." Izark pun kehilangan kesadaran.

--------------

Shanghai Street...

"But I think it'll be so much fun~," Pen tersenyum, "If not, Firenze will be in so much trouble." Pen tersenyum lagi. dia melirik pada tangannya yang digandeng Firenze, sementara yang dibicarakan malah seakan-akan tidak peduli.

"Ah, I see..." Renata melirik jahil pada Firenze, "So, can I know how can Firenze fallen to you?" dia berbisik pada Pen, "Because I don't think that he can easilly fallen to a girl. "

"Ah, that's," Pen berbisik pada Renata lalu mereka berdua terkikik.

Firenze melihat ke arah mereka dengan pandangan bertanya, namun diam saja karena tidak mendapat jawaban dari dua gadis itu.

setelah beberapa lama,
"Hey, Can we go to the national museum?." Pen bertanya pada Renata

"Of course." Renata mengantar mereka berdua.

Setelah keluar dari Museum...

"Now, I'm really hungry! Let's go to the crab!"

" Kita akan kemana ? " tanya Arya
" Diam dan ikuti saja aku. " kata Lucius

Setelah keluar dari lubang hitam, mereka tiba di suatu kota yang tampaknya tidak ada satupun orang disana.

"Tempat macam apa ini " kata Arya sambil mengernyitkan dahinya karena tercium bau yang kurang sedap.

"Dulu kota ini ramai, sampai sebuah sekelompok Unnatural menyerang habis-habisan kota ini." kata Lucius.

Arya terdiam setelah mendengar kata Unnatural.
"Lalu buat apa kita kesini ? " tanya Arya lagi.

"Kurasa ini tempat yang bagus untuk latihan." kata Lucius

"Latihan ?? Di tempat seperti ini ?? Yang banyak Unnaturalnya ?"
kata Arya.

"Ya, lagipula para Unnatural itu tak akan menyerang sesamanya kan ?" kata Lucius tajam.

Arya tersentak mendengar Lucius berkata begitu.

"Kalau begitu tunggu disini sebentar..." kata Lucius.

"Kau mau kemana ?" tanya Arya.

Lucius tetap diam, dan menghilang melewati lubang hitam.

Beberapa saat kemudian, Lucius muncul kembali di sebuah ruangan. Di ruangan itu terlihat ada Luise, Izark dan Melegaros. Luise tersadar, dan melihat kebelakannya.

" Lucius! " kata Luise kaget.
"Sejak kapan kau disini ?" lanjutnya.

"Beberapa detik yang lalu Luise." jawabnya sopan.

"Mau apa kau kesini ?" tanya Melegaros heran.

"Bukan urusanmu untuk apa aku datang kesini." jawab Lucius tajam.

Melegaros terdiam dan Luise kembali menanyakan hal yang sama dengan Melegaros.

"Ikutlah denganku Luise, ada yang ingin kukenalkan padamu." jawab Lucius lembut.

"Eh ? Siapa ? " tanya Luise.

"Kau akan segera tahu..."

Mereka berdua hilang ditelan lubang hitam. Dan dalam sekejap muncul kembali di kota tempat Arya berada.

"Jadi....dia yang mau kamu kenalkan padaku ? " kata Luise.

"Ya, aku ingin kamu mengeluarkan seluruh kemampuan berlarinya."

"Begitu ya, baiklah....akan segera kulakukan." kata Luise.

"Kalau begitu sampai nanti, kapan-kapan datanglah ke tempatku." kata Lucius.

"Sejak kapan kamu punya tempat tinggal ?" tanya Luise.

Lucius hanya tersenyum dan menghilang.

"Ok..."
Luise turun dari atap gedung dan mendekati Arya.

"Wuaaa~! SS..Siaapa kau~!!" teriak Arya kaget.

"Namaku Luise, aku adalah pengajarmu yang diperintah oleh Lucius, kudengar kau ahli dalam berlari, aku ingin melihat kemampuanmu." kata Luise.

"Hah...ya ampun, mau apa sih orang aneh itu ? Bener-bener gak jelas~ " kata Arya.

Tiba-tiba tanah disekeliling Arya terbelah begitu dalam dengan cepatnya. Arya sangat terkejut.

"Jangan pernah menghina Lucius seperti itu." kata Luise tajam.

"Uh...Ok, tapi.....bagaimana kamu melakukan atraksi barusan." kata Arya.

"Kekuatanku adalah reflect, aku bisa mengembalikan serangan apapun, begitu juga dengan gravitasi yang menarikku, jadi kumentalkan gravitasi disekelilingmu ke tanah." jawab Luise dengan tenang.

"aha...."

"Kalau begitu mulailah berlari...atau kau akan bernasib seperti ini." kata Luise sambil menghancurkan tanah didepannya.

Tanpa basa-basi, Arya mulai berlari sambil diikuti oleh Luise yang terus menghancurkan jalan yang dilewati Arya.

"Huh kau sebut itu lari ? " kata Luise sambil menghentikan serangannya.

Arya berhenti berlari.

"Dengar, kecepatan yang sesungguhnya tidak seperti itu, kecepatan yang sesungguhnya itu seperti cahaya matahari yang menyinari seluruh bumi, seperti suara yang terdengar oleh kita, atau bahkan......seperti saat kita jatuh cinta." kata Luise.

"Eh...aku tidak mendengar hal yang terakhir ?" kata Arya bingung.

"Lupakan, pokoknya jangan pernah berlari karena takut, berlarilah karena suatu tujuan." kata Luise sambil memulai serangannya kembali.

Arya pun mulai berlari, "Kurasa aku mengerti maksudmu."
Tiba-tiba wujud Arya sedikit berubah dan mulai berlari lebih -tidak, bahkan amat sangat cepat daripada yang tadi.

Shanghai - National Museum

"Ah so it is?" Tanya Renata.
"Please wait a sec." dia mengambil HPnya.

"Ya. aku sudah selesai." Ucapnya.
"Tolong jemput ya." kemudian dia mematikan HPnya.

dia kembali ke arah mereka.
"Ah. don't worry. our ride will arrive at..."

CIIT
sebuah limo mercedes berhenti di belakang Renata.

"Now..." lanjut Renata sambil tersenyum.

"Miss Renata, Miss Penelope, Mr. Firenze..." Ucap salah seoarng pelayang yang membukakan pintu.
"Please..."

"Thank you." Jawab Renata.
"Let's go." Ajak Renata.

Shanghai Seafood Restaurant

"Selamat datang. Nona Renata." terlihat para pelayan yang berbaris di pintu depan menyambut kedatangan mereka.

kemudian Leeu keluar dari pintu masuk.
"Mari..." Ajaknya.

Di dalam.
mereka menempati sebuah meja yang cukup besar. meja itu diisi oleh berbagai macam makanan dan tentu saja, ada hidangan kepiting Shanghai.

"Wow..." Renata kagum melihat penataan dan jenis masakan yang disediakan.
"Kau hebat Leeu." Pujinya.
"Ok. Let's eat!!" Ajak Renata.

ketika mereka sedang makan.

"Leeu." Panggil Renata.

"Ya nona?"

"Mengenai keberangkatan ke Kyoto..."

"Ah iya... penerbangan saya berangkat 2 jam lagi." Jawabnya.
"Nona tidak perlu cemas. semuanya akan berjalan dengan lancar." tambahnya sambil tersenyum.
"Ah. bagaimana dengan kepitingnya? apa nona menyukainya?"

"Hmm... enak sekali!!"
"Hey Pen. how it is?"

Pen tersenyum senang, dia mengangguk.

"I like it~" Pen memecahkan cangkang capit sebuah kepiting dengan menekannya, "Like I use to know."

"Pen..." Firenze menegur gadis itu pendek.

"Ah, sorry..." Pen kembali melanjutkan makannya.

setelah itu, Pen dan Firenze tidak berbicara apa-apa selama makan..

selesai makan, Pen meminum habis isi gelasnya, dan tersenyum senang lagi.

"Thanks for the meal!" katanya..

Renata melihat pada Firenze dengan pandangan sedikit heran dan bertanya,
"Tadi kenapa?"
"Dilarang bicara sambil makan," sahut Firenze pendek, "Itu peraturan dasar di keluarga Pen... otomatis juga peraturan bagiku..."

Renata tertawa, dengan sedikit keheranan.

"Kalau begitu Leeu," katanya lagi, "kurasa kau lebih baik ke bandara sekarang. Check in pesawat dan Imigrasi bisa memakan waktu lama, dan kurasa... kau tidak boleh telat untuk boarding kan?"

"Ah iya," Leeu bangkit dari kursinya, "kalau begitu, saya pamit dulu. Excuse me, Miss Penelope."

"Bon Voyage!"

Shangai Int'l Airport

Leeu terlihat memandangi sebuah dokumen yang juga tertempeli sebuah foto.
"hmm..." gumamnya
"Kyoto ya?"

"Panggilan terakhir bagi penumpang pesawat Grand Arlines nomor penerbangan GA774 tujuan Kyoto. Para penumpang dipersilahkan untuk segera menaiki pesawat." terdengar pengumuman.

"ah.. sudah waktunya..."
Leeu pun memasukkan dokumen dokumen itu ke dalam koper yang dibawanya dan berjalan ke pintu pemeriksaan. disana Leeu menyerahkan sebuah kartu dan para petugas pemeriksaan pun memberi hormat. dia lalu masuk ke lorong keberangkatan pesawat.

tidak jauh dari sana.
"Zhen Leeu Yin la Trois." proyeksi holografis profil Leeu muncul di tangan seseorang.
"lebih dikenal sebagai Leeu la Trois..." Lanjutnya.
"24 tahun, masih sangat muda tapi sudah menjadi wakil kepala eksekutif Grand Kiriko Shanghai..."
"Seorang Balancer... dikenal tidak suka membawa pengawal jika bepergian..."
proyeksi itu menghilang.

"Huh!" Sosok itu tersenyum sinis
"Walaupun seluruh pesawat ini berisi pasukannya... dalam kasus ini... tetap saja aku yang akan menang..." lalu sosok itu mendekati pos pemeriksaan, menunjukkan tiket, dan ikut masuk ke pesawat tersebut.

di pesawat,
"hmm... tuan Izark tidak juga sadar... apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Leeu yang telah duduk di kursinya.
"apapun yang terjadi... kami tidak boleh sampai kalah!!"

Guooonggg
Pesawat pun berangkat.

Shanghai Int'l restaurant

"Right! After Leeu checking the situation, we can go to Kyoto!" Pen terlihat bersemangat. Ia berdiri.
"By the way, is there any unnatural here? We have plenty at France, and... Kiseki," dia tersenyum, "well, see what's arcana scroll really is might be my next agenda~"

"Eh... but you might can't see it." Renata bangkit dari kursinya, disusul oleh Firenze.

"Hmm, if can't that's okay with me." Pen tersenyum lagi, "Let's take a walk!" Dia menunggu Firenze dan Renata. Lalu dengan santainya bergelayut di tangan Firenze. Firenze sendiri tidak terlihat keberatan.

Shanghai Street

"Hey," Renata berbisik pada Firenze, "Apa dia pernah menangis?"

"Sering," balasnya sambil jalan, "terakhir di telepon kan dia nangis."

"Marah?"

"Hanya mengomel..."

"um, apa dia penakut?"

"Kalau kau bicara soal hantu, iya."

Renata sweatdropped.

"What are you two talking about?" Pen dengan matanya yang polos menatap Renata dan Firenze bingung

"Nothing, really." sahut Firenze...

Renata menatap Pen sebentar, sementara gadis itu melihat-lihat keadaan sekelilingnya.

"Apa dia pernah cemburu?"

"Never. Selalu berpikiran positif..."

Kali ini Renata menatap Penelope dengan pandangan yang benar-benar heran.

Grand Arlines GA 774

Satu jam kemudian.
Leeu sedang berjalan menuruni tangga dari kelas satu menuju kabin bawah. dia berbapasan dengan seorang pria yang mengenakan long coat putih sementara wajahnya tertutup topi.

"Anda tuan Zhen Leeu Yin la Trois?" Tanyanya.

"Anda siapa?" tanya Leeu waspada.

"Sebelumnya perkenalkan..." dia melepas topinya dan ternyata dia adalah sosok yang ada di bandara tadi.
"Nama saya Hellmann..." dia tersenyum ramah.

"Hellmann?" Leeu menggumam.

"Ya... bisa dibilang... saya adalah salah satu penentang keluarga Airies Kiriko." Lanjutnya

Leeu langsung melompat mundur.
"Kamu? Unnatural?"

"Jawaban yang tepat." dia tertawa.
"Kali ini kami bertujuan untuk membawa anda tuan Leeu."

"A... apa maksudnya?"

"Sudah sepuluh tahun... sejak nyonya Helena dan Tuan Chrome tewas ditangan Ianus Signum."
"Dan sejak saat itu juga, kami mulai menghimpun kekuatan untuk menumbangkan kekuasaan nyonya Elgenreicht."
"Tapi sayang sekali... kami tidak bisa menyentuh keluarga Airies Kiriko setitik pun!!" dia kesal.

"Karena memang persetujuannya begitu bukan?" Tanya Leeu sinis.
"Kalian sebagai Unnatural yang mengabdi kepada keluarga Airies Kiriko tidak dibenarkan menyentuh anggota keluarga majikan kalian setitik pun!!"
"Lagipula, apa kalian tidak memiliki kebanggaan karena bisa melayani sebuah keluarga yang sangat terhormat seperti mereka?"

"Aku tahu itu!!" dia marah
"Tentu saja kami memiliki kebanggaan itu!! kami bangga, bisa melayani keluarga yang menguasai dunia manusia dan dunia unnatural."
"Tapi kini keadaannya berbeda. setelah ratusan tahun mengabdi dan kami menginginkan perubahan!! kami ingin menguasai dunia manusia!!" Tambahnya.
"Ianus Signum tidak begitu bisa diajak bekerja sama soal ini!! bisa bisa kami yang musnah di tangan mereka... namun... untunglah perjanjian itu tidak menulis soal keluarga afiliasi Airies Kiriko." dia tersenyum sinis.

"Apa yang mau kau katakan?" tanya Leeu sinis.

"Sepuluh tahun yang lalu..." dia menerawang
"Kami berhasil menyingkirkan seluruh keluarga tuan Meleagros. walaupun untuk itu kami harus kehilangan separuh kekuatan kami..." dia tertawa menyeramkan.
"Bahkan kami hampir berhasil mengirim tuan kecil Izark ke dunia sana.
"Dan 8 tahun yang lalu... kami berhasil melenyapkan keluarga anda, tuan Leeu."

------------
8 tahun yang lalu
Macau

diluar sebuah mansion bergaya china yang terbakar hebat.
"Tuan muda Leeu!!"

"Bagaimana dia?"

"Dia berhasil diselamatkan!!"

"Tapi... tuan besar dan nyonya besar masih ada di dalam!!"

"Ayah... ibu..." Leeu menjawab lemah

------------

"Walaupun 15 dari kami harus mati ditangan ayah anda..." lanjutnya

"ku... kurang ajar!!" Leeu mengeluarkan pedangnya.
"Jadi kalian..."

DRRRRRRR
pesawat itu berguncang hebat. Leuu dan Hellmann terlempar sedikit.

"Waa..." penumpang lain mulai panik.

"Ada apa ini?" para penumpang mulai ribut. sementara getaran pesawat makin keras.

"Kau!!" Leeu berusaha berdiri.
"Didalam pesawat ini ada sekitar 300 orang penumpang!!" teriaknya.

"Tuan Leeu..."
"Kami adalah unnatural... sejak kapan kami peduli pada nasib manusia?" Tanyanya sinis

"Tapi dalam keadaan begini... kau juga akan ikut hancur bersama pesawat ini!!"

"Dari awal kami sudah siap. kami rela mati, asal kami bisa membawa salah satu petinggi Grand Kiriko bersama kami!!"

CRASSS
Leeu menebas leher Hellmann.
"Unnatural bodoh!!" teriaknya.

sosok itu mulai menghilang. guncangan pesawat makin kencang.

"Jadi inilah akhirnya..." Leeu tersenyum sedih.
"Nyonya besar Elgenreicht... nona Renata... Tuan Izark..."
"Walaupun jadi seperti ini... saya tidak pernah menyesal telah menjadikan orang - orang hebat seperti anda sebagai majikan saya..."

Seluruh pesawat bersinar sangat terang dan akhirnya pesawat itu meledak di atas lautan.

-----------------------

Kyoto - Daiseirei

10 tahun yang lalu

"Apa - apaan ini!?" seorang wanita yang sangat cantik terlihat sedang marah.
dibelakangnya para pelayan berpakaian Hakama sedang membawa banyak tas.
"Takahashi san!" Panggil wanita itu.
"Cepat jelaskan!!"

"Ti... tidak ada waktu lagi Keiko sama." Ucap pria yang bernama Takahashi itu.
"Saya hanya diperintahkan... untuk membawa anda dan tuan muda Minoru, serta tuan muda Itsuki keluar dari sini secepatnya."

"Jangan main main!!" Keiko bertambah marah.
"Aku ada rapat penting!!" marahnya

"Ta... tapi Keiko sama!!" cegah Takahashi.

Keiko beserta kedua putranya keluar dari pintu masuk Daiseirei dan tiba - tiba mereka berhenti.
di hadapan mereka telah siap 3 buah sedan limo. para penjaga dari pasukan beladiri jepang telah bersiaga di sekeliling mereka. tidak jauh dari 3 limo itu terlihat beberapa SUV yang merupakan pengawal mereka.

"Apa-apaan ini?" Keiko mulai marah lagi.

"Jangan terlalu sering marah-marah Keiko..." sebuah suara memecah kemarahan Keiko.
"Atau kau akan cepat tua." sesosok pria keluar dari dalam salah satu limo itu. dia adalah Lord Meleagros.

"Su...suamiku..." Ucap Keiko gugup.

"Ayah!!" Minoru dan Itsuki langsung berlari dan memeluk Meleagros.

"A...ada apa ini sebenarnya?"

"Keiko..." Panggil Meleagros.
"Jangan tidak sopan dihadapan tuan kecil Izark!" Ucapnya tegas.

Izark kecil pun keluar dari limo yang digunakan Meleagros.

"Apa kabar bibi Keiko." Sapa Izark kecil sambil tersenyum
"Halo juga Minoru. itsuki." Sapanya hangat

"Tu... tuan kecil Izark!!" Keiko langsung berlutut hormat. begitu juga kedua putranya.

"Bibi..." Ucap Izark.
"Kita sudah tidak punya waktu lagi. maukah bibi, itsuki,dan Minoru ikut bersamaku ke London sekarang juga?"

"Ji...jika itu permintaan tuan kecil Izark!!" Jawab Keiko lantang.

"Baik." Izark tersenyum hangat.
"Semuanya sudah beres kalau begitu."

mereka pun berangkat. sebelumnya mereka dipecah menjadi tiga sedan limo. satu untuk Izark dan Meleagros, satu untuk Keiko dan Takahashi, dan satu lagi untuk Minoru dan Itsuki.

----------------

RRrrr

"Hello?" Pen mengangkat hpnya yang bergetar, "Ah... so.. I see." matanya berubah menjadi agak sedih, "Yes, yes.." Dia menutup teleponnya. matanya mulai basah.

Firenze yang melihat itu menunduk, mendekatkan wajahnya dengan Pen, lalu bertanya dengan lembut.
"What's up?"
"It's my spy in the airport..." dia mulai terisak pelan, "They said... they said... that..." tangisnya sudah hampir meledak.
"They said... what?" Firenze mengusap mata Pen yang basah. Dia mempunyai firasat buruk...
"Leeu, has met Azrael..." katanya setengah berbisik. Kemudian dia memeluk Firenze, air mata membanjir keluar.

Firenze memeluk Pen, menepuk-nepuk punggungnya, sambil berkata pada Renata,
"Leeu has met Azrael. Do you know what's that mean?"

Shanghai

"What that's mean?" Tanya Renata agak bingung.

Triiiittt
"Ah... excuse me." dia lalu mengangkat teleponya.
"Ya ini aku!"
"Sebentar. Coba ulangi lagi?" wajahnya terlihat khawatir.
"Apa!?" dia terkejut
"Tapi... tapi... Bagaimana bisa!?"
"Harusnya... harusnya... dia..." Renata terbata.
"Ba.. baiklah... a... aku akan menghadap mereka..." Renata lalu mematikan HPnya.

"Leeu..." di benak Renata terbayang wajah Leeu yang sedang tersenyum.
Renata pun jatuh berlutut dan menangis.
"Maafkan aku..." bisiknya

Shanghai - Grand Kiriko

"...kami mendapatkan berita yang belum dikonfirmasi bahwa pesawat Grand Arlines GA774 rute Shanghai - Kyoto telah meledak di atas lautan. kami ulangi... kami telah mendapatkan berita yang belum dikonfirmasi bahwa..."

"Hmm?" nenek berdiri dari kursinya.
"Hei!" panggilnya pada salah seorang pelayannya.
"Besarkan suara TV itu."

pelayan itu mengambil remote TV Plasma itu dan membesarkan volume suaranya.

"... dan diperkirakan bahwa di dalam pesawat itu juga berada tuan Zhen Leeu Yin La Trois. wakil kepala eksekutif Grand Kiriko Shanghai yang juga salah satu pejabat tinggi kemiliteran China..."

"Leuu..." gumam nenek.
"Dengan ini sudah dua orang... ternyata ramalan itu tidak salah..." nenek menunduk.
"Jangan-jangan..." di benak nenek terbayang kertas kertas.

Kyoto - Daiseirei

"Astaga..." Lord Meleagros terhenyak dikursinya. di hadapannya TV baru saja menyiarkan berita itu.
"Leuu..."
"Apa ini artinya ramalan itu akan menjadi kenyataan? kalau begitu... jangan-jangan..." dia langsung menoleh ke arah Izark yan masih tertidur.

---------------

Kyoto 10 tahun yang lalu

ketika iring - iringan itu sedang melesat di jalan tol,
"Hmm..." sosok misterius mengamati iring - iringan itu.
"Keluarga Meleagros ya..." Ucapnya.

"Hei!" Panggil sosok yang lain.
"Kalau menggunakan ini saja bagaimana?" dia mengacungkan sebuah rocket launcher.

"Hmm..." ucap sosok yang lain.
"Senjata manusia ya... kurasa bisa dimanfaatkan"
"Flame" ucapnya. dan rocket launcher itu langsung terisi oleh roket roket api yang menyala kemerahan.

"Bidik mereka!!" Ucap sosok yang lain.
"Tembak!!" salah satu roket itupun melesat.

BLARRR
Mobil pengawal terdepan meledak dan hancur berkeping-keping. ketiga limo tersebut langsung mengerem mendadak sementara mobil pengawal samping langsung melesat ke depan 3 limo tersebut dan membentuk formasi perlindungan.

"Serangan!!"

"Cih! cepat lari!!" perintah Meleagros.

ketiga limo itu langsung mengikuti mobil pengawal samping yang kini berada di depan. mereka melewati mobil pengawal yang hancur dan langsung tancap gas.

"huh!" sosok itu terlihat kesal.
"Masih keras kepala juga? tembak lagi!"
satu roket lagi melesat.

"ah?" Keiko dan Takahashi melihat roket yang ternyata mengarah ke limo yang digunakan mereka.
"Barri..." belum sempat Keiko menyelesaikan manteranya, limo yang digunakannya meledak dan hancur.

"KEIKO!!" teriak Lord Meleagros ketika limo yang dugunakannya melewati limo keiko yang sudah hancur.
"Berhen..."

"Hentikan paman!!" teriak Izark.
"Pikirkan Minoru dan Itsuki!!"

"Tu... tuan Izark...?"

"Tembak lagi!!"
"Siap!!"

DUARRR
Satu lagi mobil pengawal meledak. kali ini mobil itu terlempar dan menghalangi jalan mobil lainnya. kedua limo dan mobil pengawal lainnya serentak berhenti.

"Gawat!!" Ucap Melegaros.
"Ayo tuan Izark!!" dia membuka pintu mobilnya.
di luar para pengawal sudah mengambil posisi siaga.

tiba-tiba para unnatural muncul di sekitar mereka.

"cih!!" Meleagros memeluk Izark kecil dan berlari sambil melindunginya. tujuannya adalah limo uang dinaiki Minoru dan Itsuki. para pengawal sudah mulai terlibat pertempuran dengan para unnatural itu.

"Hem..." sosok itu melihat ke arah Meleagros yang berlari sambil membawa Izark.
"Istrinya sudah mati!! sekarang bunuh suaminya!!"

sebuah roket kembali melesat.

"Barrier!!" teriak Meleagros. pelindung yang muncul berhasil menghalangi roket itu.
"Astaga! disini sudah seperti medan perang!!" ucapnya.

"Tuan Meleagros!!"
"Lewat sini!!"

"Terima kasih!!" dia langsung berlari lagi.

"Flame!!" roket launcher itu kembali terisi.
"Kalau suaminya gagal... bunuh anak - anaknya!!"
"AArrrggghhhh." Unnatural itu terkena salah satu serangan pengawal mereka.

"Cih!!" Unnatural yang memegang roket launcher itu menembakkan pelurunya.
DORR
"A..." dia pun hancur ketika salah seorang pengawal menembakkan Shotgun padanya.

"Celaka!!" teriak pengawal itu. dia melihat roket itu sudah melesat menuju Limo yang digunakan Minoru dan Itsuki.

"Ayah!!" teriak mereka yang masih berada di dalam limo tersebut.

"Ti...tidak!! Jangan!!" teriak Meleagros.

BLARR
Limo itu pun hancur.

"A..." Meleagros jatuh berlutut. tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Pa...paman..." panggil Izark kecil.
"A...ayo..." ajaknya
"Berbahaya jika kita terus disini!!" teriak Izark.

CIITT
Sebuah mobil pengawal berhenti di dekat mereka.

"Tuan Meleagros!! Tuan kecil Izark!! ayo cepat!!"

"Paman!!" Teriak Izark kecil.

CRASS
Izark kecil pun terjatuh. seekor unnatural yang berhasil lolos dari para pengawal berhasil melesatkan cakarnya ke punggung Izark.

Lord Meleagros langsung menebas leher unnatural itu dengan tangan kosong.
"Tuan kecil Izark!!" teriaknya.
"Bertahanlah!!"

"a...aku..." Izark kecil megangkat tangan kanannya ke udara.

-----------------------

"Aku bisa melihatnya..." Izark yang tiba - tiba terbangun melihat ke arah tangan kanannya yang terangkat di udara.
"Rupanya itu yang terjadi sepuluh tahun yang lalu..."

"Tu... tuan Izark!!" Lord Meleagros berdiri karena kaget.
"A... anda..." dia terlihat gugup.

Shanghai street

"That's what I mean with Azrael, the angel of death..." Firenze menepuk kepala Renata lembut, sementara Pen masih terisak di pelukannya.

Di belakang mereka, TV raksasa yang terpampang di depan gedung menyiarkan berita mengenaskan tersebut.

"Berdiri, Renata." Firenze menarik tangan Renata, "Seorang anggota grand Kiriko tidak pantas menangis."

Renata berdiri, masih menangis. Firenze memanggil limo untuk mengantarkan mereka ke Hotel Pen.


Grand Hyatt hotel, Jin Mao tower, Shanghai

Pen dan Renata tertidur, sementara Firenze berdiri di depan jendela. Ia menyuruh bawahan Pen menunggu di luar, kemudian, dia menelepon seseorang.

"Hubungkan aku dengan Nyonya besar Elgenreicht. Bilang saja ini dari Guardian milik Izark dan Penelope.."

Shanghai - Grand Kiriko

"Aku tahu itu..." nenek sedang bicara dengan sebuah proyeksi holografis.
"Aku mungkin tidak akan terlalu membelanya karena ini memang sebuah kesalahan..." dia mengibaskan rambutnya.
"Tapi yang pasti... aku tidak akan mengikuti sesi awal penyidangan itu." lanjutnya serius.
"Mungkin aku akan datang di akhir sesi..."

"Saya mengerti Nyonya besar Elgenreicht. kami akan menangani sesi awal sampai anda bersedia hadir dan memberi keputusan..." sosok itu menghilang.

"Renata... bodoh!!" marah nenek.
"Sudah berulang kali kukatakan 'jangan memberi mereka alasan untuk menyidangmu'..."

"Nyonya besar." seorang maid masuk ke ruangan nenek.
"Tuan Firenze ingin berbicara dengan anda."

"Ya. sambungkan." jawab nenek.

-----------------
Kyoto - Daiseirei

"A...anda tuan Izark?" Tanya Lord Meleagros gugup.

Izark menoleh ke arah Lord Meleagros. Lord Meleagros terkejut melihat kedua bola mata Izark yang kini berbeda warna. sebelah kirinya berwarna merah. dan sebelah kanannya berwarna emas.

"Tergantung siapa yang paman ingin ajak bicara..." Jawabnya pendek.
"Apakah itu Izark... ataupun Nell..." tambahnya.

Grand Hyatt Hotel, Jin Mao Tower, Shanghai-China

"Hail, Leader of Grand Kiriko Clan, Your highness Elgenreicht" Firenze menyapa dengan sopan.

"Nimfellius Firenze Allyster... sudah 10 tahun ya... bagaimana kabarmu... Still cold as usual?"

"Saya baik, nyonya... 10 tahun memang waktu yang lama, tapi rasanya saya belum berubah..." Firenze menatap pemandangan di bawahnya dengan pandangan kosong, "Let's skip the formality," tambahnya

"Haha... seperti biasa... langsung to the point. sepertinya Wendy mengurusmu dengan baik..."

"Ah.. itu, ya, bibi Wendy baik sekali padaku," Firenze tersenyum sendiri, "Begini, Renata ada pada saya, sedangkan saya dengar, dia harus menghadiri suatu sidang penting," dia melirik pada Renata dan Pen yang masih tidur.

Grand Kiriko Shanghai, 52th floor, President's room

"Hmm... sidang itu rupanya..." Nenek terlihat sedikit sedih, lalu dia bicara lagi,"Aku sendiri mengharapkan dia tidak akan hadir disana... Karena dia cucuku..."
"Tapi... dewan akan meminta pertanggungjawaban soal kematian Leeu. dan memang dia yang bertanggung jawab."
"Dia?" Suara Firenze yang datar mengandung sedikit kebingungan, "Apakah... itu sedikit aneh menurut saya"
"Maksudmu?"

"Saya hanya berpikir..."
"Leeu diminta Renata untuk pergi ke Kyoto terlebih dahulu, untuk memastikan keadaan."
"Renata sendiri tidak tahu bahwa ada Unnatural yang mengincar Leeu secara khusus..." Firenze terdiam sesaat, "bukankah begitu?"

"Itu juga yang aku katakan pada mereka..." Ujar Nenek, "Tapi kembali ke masalah awal, Renata menolak untuk menyertakan pengawal bagi Leeu..."
"Dan itulah yang dipermasalahkan dewan..."

Firenze terdiam sesaat, lalu dia bicara lagi, "Begitu... jadi, sekarang, apa yang harus saya lakukan?"

"Mungkin," Nenek berpikir sebentar, "Sebaiknya kalian tinggalkan hotel itu... dan datang kemari. Akan memberikan kesan baik jika Renata sendiri yang menghadap dewan,"
"Daripada aku yang menjemputnya."

"As your command, I shall do," Firenze lalu memutus teleponnya.

Para pelayan mengambil teleponnya, membungkuk, lalu meninggalkan ruangan.

Grand Hyatt Hotel, Jin Mao Tower, Shanghai-China

Firenze memasukkan hpnya ke kantong, lalu dia keluar.
"Beritahu Limousine di bawah, bahwa kita akan menuju Grand Kirijko sebentar lagi." katanya kepada bawahan Pen.

"Baik..."

Firenze masuk kembali ke kamar, melihat Pen dan Renata yang sedang tidur, memutuskan untuk membangunkan Renata dan Penelope sekarang.

"Renata, bangun sekarang, sebentar lagi kita harus pergi," Firenze mengguncangkan badan Renata sedikit
"Uunngg," Renata duduk, menggosok-gosok matanya.
"Kau harus menghadiri sidang itu kan?"
"Ah, iya," Renata berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan memakai make-up nya kembali.

Firenze duduk di sebelah Pen, memandangnya sebentar..
"Pen..." Firenze menggoyangkan badannya sedikit, "Pen, wake up..."
"La...ter..."
"C'mon, Or we'll be late."
"huh? where're we going?" Pen membuka matanya sebelah
"To Grand Kiriko, visit Mrs Elgenreicht."
"Really?" Pen langsung duduk, dia berlari ke kamar mandi, mencuci muka dan memakai make-upnya lagi bersama Renata.

"Geez," Firenze melihat mereka berdua dengan pandangan agak heran, "I wonder why women love their make ups."

30 minuter later..

"We're ready! Let's go!" Pen menarik Renata, sekaligus menyuruh bawahannya untuk membawa kopernya. Firenze sudah turun duluan untuk Check Out.

Shanghai - Grand Kiriko

"hmm..." nenek kembali duduk ke kursinya.
"Ah." dia memangging salah seorang maidnya.

Syuungg
Pintu terbuka.

"Nyonya memanggil saya?"

"Kosongkan dan tiga lantai di atas dan di bawah lantai ini!" perintahnya.
"Aku akan mengadakan rapat yang sangat pribadi dengan Lord Meleagros."
"aku ingin tahu bagaimana keadaan cucuku."

"Sesuai keinginan anda." dia membungkuk hormat dan pergi keluar.

Shanghai - Jin Mao Tower

"Silahkan tuan Firenze... nona Penelope... nona Renata..." seorang pelayan membukakan pintu limousine.

"Ah... thank you very much..." Renata tersenyum hambar.
"Let's go..." ajaknya.

ketika mereka melintas di jalan tol

"Hei!" sebuah sosok misterius bertanya pada sosok misterius lainnya.
"Kita sudah mendapatkan Leuu!! kenapa kita mesti menyerang Renata juga?"

"Apa kau lupa?"
"Tujuan kita adalah melenyapkan seluruh petinggi Grand Kiriko non keluarga Airies Kiriko." jawab yang satu lagi.

"Tapi apakah akan ada gunanya?" tanya sosok yang lain.
"Untuk Leeu saja kita sudah kehilangan 10 dari kita..."
"Bisa-bisa kekuatan kita habis."

"Itu tidak menjadi masalah." Jawab yang satu lagi.
"Dunia unnatural ini luas dan tidak semuanya tunduk pada nyonya besar Elgenreicht!!"

"Begitu... kalau kita bisa menyingkirkan Renata... dan membawa guardian itu bersamanya... akan lebih mudah untuk menyerang keluarga Carnett Sakura."

sosok yang lain tersenyum senang.
"Kalau begitu ayo!!" ajaknya. mereka pun menghilang.

di limo.
Renata masih terus memandang keluar.

DUARRR
sebuah ledakan terjadi di depan mereka.

"Apa itu!?"

"Serangan Unnatural nona!!"

"Astaga?"
"Cepat menghindar!!"

sosok unnatural itu terbang di samping kaca limo.
"Greetings..." sapanya dengan serigainya yang menyeramkan.
"Renata von Einzbern Vitzgerald."

"!!!?" dia terkejut.

PRANGG kaca limo pun pecah.

CRASSS
kepala unnatural itu pun putus.

"Unnatural bodoh!!" Ucapnya kesal.

mereka pun terus melaju dengan kencang hingga mencapai sebuah daerah. pemakaman.

DUARRRR
sebuah ledakan menghentikan limo itu.

"Nona Renata!!" panggil sang supir.
"Selamatkan diri nona!! kami akan menahannya!!"

"Baik!! terima kasih!!"
"Ayo Firenze!! Let's go Pen!!" dia membuka pintu limonya.

Firenze membuka pintu Limo dan melesat keluar, diikuti Pen.

Mereka berlari ke tempat yang agak jauh, ke tempat yang sepi dan luas untuk bertarung.

Sekelompok Unnatural melompat menyerang, menghujamkan cakar-cakar mereka ke arah Renata, Pen, dan Firenze. Ketiganya menghindar.

"Mundur Pen! Kalau kau sampai dibunuh, habislah keluarga Carnett Sakura!" Renata memberi perintah. Sementara Firenze hanya diam, menghadapi tiga Unnatural sekaligus. Dia menyabetkan Silent Rednya dan membunuh satu dari tiga Unnatural itu.

Tiga unnatural lainnya menyerang Renata. Dia reflek memotong kepala salah satunya, sekaligus menghindari serangan Unnatural yang lain. Setelah mendarat, Dia menahan serangan Unnatural lainnya. Tiba-tiba, satu di antara mereka berteriak;

"Bagus! Bunuh gadis lemah itu!"

Renata melihat dua Unnatural lain melesat ke arah Pen yang tampaknya berdiri diam. Ekspresinya agak takut.

Renata menghajar Unnatural yang ditahannya dan berusaha berlari ke arah Pen, namun...

DAR!

Unnatural itu menghujamkan cakarnya ke tanah, mengakibatkan ledakan yang cukup besar. Renata terbelalak melihatnya, sementara Firenze kelihatannya tenang saja. Dia menebas salah satu kepala Unnatural yang melawannya.

"Khekhekhe..." Unnatural itu tertawa terkekeh-kekeh dia mengangkat cakarnya yang penuh darah.

"IDIOT!" seorang gadis berteriak penuh kemenangan. Pen melompat, menendang Unnatural itu tepat di mukanya dengan keras.
Unnatural itu terjatuh, Pen menginjaknya, dan menghancurkan wajahnya. Otak Unnatural itu tercecer keluar, begitu pula organ dalamnya.

Renata terbelalak melihatnya.

"D'you expect me to appear as a sexy defenseless girl?" Pen menghindari serangan dua Unnatural lainnya. Sementara Renata yang sudah sadar dari kagetnya membunuh beberapa Unnatural lain.

"If yes, then I might have dissapointed you," Pen melompat ke belakang salah satu Unnatural itu, mengeluarkan sebilah pisau bergagang hitam, dan menusuk lehernya.

Setelah beberapa lama, pertarungan itu berakhir, Mayat-mayat unnatural bergelimpangan di mana-mana. Firenze dan Renata mendekati Pen yang baru saja membunuh Unnatural lagi dengan menusuk Jantungnya. Pen yang leihat mereka berdua datang langsung berlari mendekati Firenze dan memeluknya,

"They are scary..."
"I think you are scarier," Firenze menoleh ka arah Renata, "Kau tidak apa kan? kurasa, dengan begini kita sudah membalaskan kematian Leeu."
Renata mengangguk sedih.
"D'you like that guy Leeu?" Pen bertanya pada Renata, kali ini tidak ada nada main-main dalam pertanyaannya. Renata memandangnya dengan sedih, tapi tidak menjawab.
"Listen," Pen mendekati Renata dan menggenggam kedua tangannya, "If you love him that much, then, leave your sorrow and be a strong woman. Fight your best to have his revenge. Not only in battle, but also in another thing," katanya serius, "You know what I mean. Fight those comittee, because I know Leeu wanted you to be free. Never sank inside your sea of sorrow, some people think it's the best way to mourn their passed beloved. But I'm sure you two are different. Come, Grand Kiriko's member can't lose to their-self that easy."

Shadowknight's Mansion
Present Time

Noon segera menarik tangan Anna dan berbisik
"Dasar! Kau jangan bicara yang macam-macam!" bisiknya
"Elayne itu dijodohkan dengan Nite! Dan dia cuma mau nurut sama Nite! Jadi kalau mau bikin masalah nanti saja!" bisiknya lagi, selagi Elayne di belakangnya kebingungan menunggu Nite
"Duh kakak... cepatlah pulang!" kata Noon sambil mengusap kepalanya

Kyoto - Daiseirei

"Meleagros..." Proyeksi holografis nenek muncul.

"Nyo..nya besar!!" Meleagros kaget. dia segera berdiri dan menunduk hormat.
"A...apa kabar nyonya?" tanyanya.

"Baik..." jawab nenek.
"Izark!!" panggil nenek setengah berteriak.

yang dipanggil pun menoleh.
"Nenek..." jawabnya datar.

"Eh?" nenek agak kaget melihat mata Izark.
"Kamu... siapa?" Tanya nenek datar.
"Nell atau Izark?" lanjutnya.

"Seperti yang saya katakan pada paman..." Jawabnya.
"Semua tergantung dengan siapa nenek ingin bicara. apakah Izark ataupun Nell."

"A..." nenek kehilangan kata-kata

"Kalau begitu... aku mau jalan jalan dulu!!" dia melompat keluar dari kamarnya.

"Tu...tuan Izak!!" teriak Meleagros.

"Jangan cegah dia!!" teriak nenek.
"Biarkan..."

"Eh... tapi..." Meleagros hendak menbantah.

"Kubilang biarkan!!" ulang nenek tegas.

"Ba... baik..." Meleagros menunduk.

"Sekarang... kembali ke urusan kita..." ucap nenek

---------------
Andalusia - Ark of Nehpistim

"Kabar dari Lyciuss tidak juga sampai!?" Davinel sedang mondar-mandir.
"Aku mulai tidak sabar..."

"Sabarlah Davinel..." Ucap ketua Lanster.
"Ah.. aku keluar sebentar... aku yakin kau membutuhkan ruangan ini..." dia mengibaskan tangannya dan seluruh tirai menutup menjadikan ruangan itu redup.

"Apa maksudmu pak tua?" tanya Davinel.

Ketua Lanster menunjuk ke arah TV yang menyiarkan berita mengenai Leeu.

"Ah... iya... sebentar lagi pasti ada sidang pertanggungjawaban Renata..."
"Terima kasih pak tua." dia tertawa.

Ketua Lanster tersenyum dan meninggalkan ruangan.

---------------

Shanghai

"I'm understand..." jawabnya sambil menggeleng lemah.
"But... ah just forget it..." ucapnya. Dia mengangkat pedangnya yang berlumuran darah unnatural dan kemudian menjilatnya dengan wajah dingin.
"I'll become Renata von Einzbern Vitzgerald again..." ucapnya.
"The cold-blood leader of Grand Kiriko Shanghai..."

tiba - tiba sekelompok orang muncul di belakang Renata.

"Nona Renata von Einzbern Vitzgerald..." panggil salah satu dari mereka.
"Waktunya telah tiba."
"Mohon anda ikut kami dengan tenang."

"Baiklah..." Jawab Renata lesu.
"How about them?" tanya Renata.
"Can them accompanying me?"

"Hanya sampai di perusahaan." Jawab salah satunya.
"Mereka tidak diperkenankan masuk ke ruangan rapat."

"That's ok." dia menjawab Lesu lagi.
"Let's go."