Welcome to MAGUS World !!!

Akira tahu bahwa saat ini mereka belum bisa mengalahkan
Dieter karena itu mereka memilih untuk mundur sementara...

"Akira... aku berhutang padamu......" ucap Ray kelelahan....

lalu....

di tempat lain, Kiseki Third District...

"Ha...ha..ha.."
"Akhirnya aku bisa lari monster itu..."ucap Akira kelelahan..

"Apa yang dipikir Anne ?!"
"Menyuruhku melawan makhluk itu sendiri!"

Akira lalu menyandarkan tubuh lelahnya ke dinding.

"Seandainya aku memiliki Magus yang bisa menolongku..."
"Aku dan Ray tidak cukup kuat...."
"Ichiko entah kemana, serta Magus lainnya juga entah berpihak padaku atau tidak..."
"Siapa..."

Di saat itulah, ada muncullah seorang, yaitu....

Sementara di tempat Izark...

Nell sudah tidak berdaya menghadapi Anne. Entah kenapa Nell tiba-tiba kehilangan semangat bertarungnya dan menangis.

"Maaf, aku membuatmu menjadi seperti ini..."
"Tenang saja, kau akan pulih setelah beberapa jam. Aku hanya menggunakan sedikit dari Arcana punyaku, the Mind Apocalypse.", ucap Anne pada Nell yang sudah tidak sadarkan diri.

"Kau juga, pergilah dari sini." ucap Akira pada Penelope
"Tempat ini sudah tidak aman."

Anne lalu melanjutkan berjalan menuju ruangan tempat Izark, Anna, dan Ichiko berada.
Saat sampai di depan pintu..

"Tiga orang yah..."
"Aku harus mengontrol kekuatanku."
"Aku tidak ingin mereka menjadi gila karena Mind Apocalypse." kata Anne dalam hatinya.

Anne pun akhirnya membuka pintu tersebut dan....



GAME MASTER ANNOUNCEMENT
Ray and Akira has forfeit battle with Dieter.
Both of them escape from battle.

@Beberapa saat sebelum Anne masuk ke kamar
Ichiko terkejut melihat anna yang mengeluarkan aura kekuatan tidak terduga. Wajahnya terlihat sangat sedih melihatnya.

"An....-chan.....salahku...."
"Ini salahku an-chan jadi seperti ini....." ucapnya merasa bersalah

Wajahnya masih merah karena dicium Izark, napasnya masih sedikit tidak beraturan.

Tiba-tiba dia merasakan suatu kekuatan yang lebih besar lagi mendekat.
"(Ugh.....aura kekuatan apa ini....)"
"(Orang yang mengerikan datang mendekat ke tempat ini....)"

@Setelah Anne datang
"Aaah....."
"Ka....kau...."
"Anne.....Chrisfield....." ucap Ichiko dengan nada terkejut melihat Anne.

Ichiko terdiam sejenak.
"Ahaha.....apakah sudah saatnya aku meninggalkan tempat ini......"
"Yah.....padahal di tempat ini banyak kejadian yang sama sekali tak kuduga......"

"!!!!!"

Falken tiba-tiba berhenti berlari setelah melihat Anne memasuki ruangan Ichiko.

"Anne? Ada urusan apa dia kesini?"

Dalam keadaan agak bingung, Falken memutuskan untuk kembali melihat keadaan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan gegabah.


kemudian.....

RRRRRRRR
sebuah Helikopter telah berada di beranda kamar Ichiko...
disana Nell telah mengulurkan tangannya...

"Izark kun!!" Panggilnya.
"Situasinya... tidak menguntungkan!!!" dia melihat ke arah Anne.
"Sebaiknya kita mundur dulu dari sini!!!"

Wajah Izark masih memerah karena kejadiannya dengan Ichiko. Dia tak dapat menatap mata Ichiko yang saat ini masih memandang padanya.
"Aku tidak berharap kamu akan mengingatnya... Ichiko chan..." ujarnya pelan.
Izark melompat ke beranda dan memegang tangan Nell sambil memandang Ichiko sesaat.
"Maafkan aku juga Anna chan..." Izark tersenyum sedih.

"Izark kun!!" panggil Nell. Anne bersiap menyerangnya.
Izark pun masuk ke dalam Helikopter dan menghindari serangan Anne
dengan cepat Helikopter itu pun terbang dan menjauhi mansion Izark.

----------
LONDON
"Apa kau bilang Nell!?" wanita itu masih memegang HPnya
"Izark dan Ichiko!?" wanita itu terkejut. "berikan HPnya pada Izark!!"

Di helikopter,
"Ehh!?" Izark terkejut.
"Ne... nenek!!"

"Izark..." panggil wanita itu dengan lembut.
"Nenek rasa nenek terlalu membiarkanmu bebas..." Wanita itu mengibaskan rambut panjangnya.
Pulanglah ke sini... Izark." wanita itu berdiri dan memandang ke arah kota London.
"Nenek sudah mengatur semua persiapan keberangkatanmu... yang perlu kamu lakukan sekarang hanyalah pergi ke tempat walikota Kiseki..."

"Jika itu perintah nenek..." Izark memandang sedih ke arah Kiseki, dia juga sempat melihat ke arah Ichiko dari helikopter.
"Baiklah... aku... akan pulang... ke London..."

Helikopter itu mendarat di penthouse walikota Kiseki. walikota kemudian menaiki helikopter tersebut, tersenyum pada Izark, dan menyuruh pilot untuk terbang ke bandara.

----------
Kiseki International Airport
Izark, Nell, walikota, dan puluhan pengawal yang melindungi mereka berjalan menuju pesawat.
"Tuan tenang saja..." Walikota menepuk bahu Izark.
"Kami akan memastikan bahwa semua disini akan baik - baik saja..." tambah walikota lagi.

"Walikota..." Izark tidak melanjutkan kata - katanya.
"Apakah... aku harus berterima kasih...?"

"Tidak... itu tidak perlu..." Jawab Walikota.
"Sudah seharusnya kami melayani keluarga Airies Kiriko dengan seluruh nyawa kami..."

"Izark kun..." Panggil Nell.
"Ayo..." Nell menaiki pesawat.

"Salam hormat kami pada Nyonya besar." Walikota memeluk Izark dengan erat. "Saya sangat berharap anda bisa melupakan semua kenangan buruk anda di Kiseki ini..."

"Walikota..." pandangan Izark kosong.
kemudian dia menaiki pesawat.

GUONGGGGG
Pesawat itu pun berangkat. walikota berbalik dan menaiki helikopternya yang telah disiapkan.

di dalam pesawat. Izark terus melihat ke arah Kiseki.
"Izark kun..." panggil Nell

"Huh!! Ini tidak akan lama..." Pandangan Izark terlihat kesal
"Tidak lama lagi... aku... akan kembali lagi kesini!!"
"Ichiko chan... tunggu saja... kita... pasti akan segera bertemu lagi... segera..." Tiba-tiba wajah Izark kembali memerah mengingat tindakan gegabah yang dilakukannya.


-----------
LONDON
"Anda tahu konsekuensi perbuatan Anne pada Izark, ketua Federasi!?" Nenek Izark terlihat marah sambil tetap memegang HPnya.

"Tapi Nyonya besar Elgenreicht...." jawab ketua Federasi.
"Kami tidak memerintahkan dia untuk melakukan sampai sejauh..."

"Cukup!!" Potongnya.
"Kali ini kami tidak akan segan - segan lagi!!"
-----------

Saat ini Akira masih belum mengetahui bahwa dirumahnya telah sampai sebuah surat peringatan dari Federasi.

@Mansion Izark, Kamar Ichiko
"Anne....."
"Sebelum kau membawaku pergi entah kemana....."
"Tolong biarkan aku menyelesaikan dulu urusanku dengan anna....." ucap Ichiko sambil memandang anna yang masih terselubungi aura yang mengerikan.

"Anna....." ucap Ichiko denga lembut. Sambil mendekati Anna.

Anna masih nampak sangat marah. Auranya kebenciannya makin membesar.
"Onee....chan........tidak akan kumaafkan.......ONEE-CHAN!!!" teriak Anna dengan nada yang mengerikan.

Ichiko tak peduli gertakan Anna, dia masih mendekati Anna. Dan saat sudah di dekatnya.
"Anna......" ucap Ichiko dengan nada sedih.
Kemudian Ichiko memeluk Anna yang pada saat itu juga, aura kebencian anna langsung mereda.

"O.....onee-chan.....?!" ujar Anna kaget

"Maaf yah....Anna.....Onee-chan nampaknya malah membuatmu menderita....."
"Benar-benar....onee-chan minta maaf yah....Anna......" ucap Ichiko dengan nada yang sangat lembut sambil membelai rambut Anna.

Tiba-tiba, air mata keluar dari mata Anna, Anna juga langsung mendekap Ichiko dengan erat.
"Onee....chan....onee-chan....." jerit Anna sambil menangis.
"Tidak apa-apa onee-chan....karena Anna....sangat menyukai Ichiko onee-chan...."

Ichiko melepaskan pelukannya dan berkata kepada Anna.
"Ahaha.....terimakasih Anna...."
"Tapi...." wajahnya menjadi sedih.
"Nampaknya onee-chan hanya akan membuat anna tambah menderita saja...."

Anna sangat terkejut mendengar kata-kata ini.
"EH?!"
"Maksud onee-chan.....apa?!"

Ichiko memejamkan mata sesaat dan kembali tersenyum.
"Kita..berpisah di sini yah....anna....." Ichiko mengucapkan mantra suatu spell yang saat itu langsung membuat Anna tidur.
"Tidurlah dengan tenang....Anna....."
"Terimakasih banyak....." ucapnya sambil mengusap kepala Anna.

Ichiko menatap ke arah Anne.
"Kenapa?Apa sudah cukup?" tanya Anne.
"Kalo sudah....ayo kita segera pergi sekarang...."

"Belum......masih ada satu hal lagi yang tertinggal...."
"Anne....kumohon kepadamu....."
"Hilangkan ingatan anak ini tentangku....."
"Aku yakin....kalo hanya segini saja kau pasti bisa....." mohon Ichiko.

"Yah....mudah saja sich bagiku....tapi apa kau yakin?" tanya Anne lagi.

"Iya.....aku sudah yakin.....aku tidak ingin anak ini menderita lagi karena aku...." ujar Ichiko sambil memandang Anna yang tertidur tenang.

"Yah....baiklah kalo begitu....tunggu sebentar....ini tidak akan lama...."

Anne pun memegang kepala Anna yang tertidur, lalu dia memejamkan matanya. Dan saat dia mulai membuka matanya lagi.
"Yak.....sudah selesai....ingatan anak ini tentangmu sudah kuhapus...."

"Terimakasih Anne......"
"Kalo begitu....mari kita jalan sekarang...."
"Kau mau membawaku meninggalkan tempat inikan....."
"Aku tidak akan melawan....." ucap Ichiko sambil tersenyum.

Mereka pun meninggalkan mansion Izark, Ichiko juga membawa violin yang dia mainkan sebelumnya.
Tapi saat sudah di depan mansion Izark, tiba-tiba Ichiko menangis.
Anne yang melihatnya bingung.
"Ada apa Ichiko?Kenapa kau tiba-tiba menangis?"

"Tidak....hanya saja kalau berpikir bahwa barusan aku telah kehilangan seseorang yang lumayan penting bagiku....."
"Aku....entah kenapa tidak dapat menahan air mata ini...."
"Hahaha.....maaf...Anne..." ucap Ichiko sambil menghapus air matanya.

"Tidak....tidak perlu kau pikirkan....."

"Sudahlah....ayo kita lanjutkan perjalanan...." pinta Ichiko sambil berusaha untuk kembali tersenyum.
"Selamat tinggal.....Anna....." pikirnya sambil melihat ke arah mansion Izark.

London International Airport

Izark berlari turun dari pesawat dan memeluk wanita yang telah menunggunya itu dengan erat. Nell hanya memandangi mereka sambil tersenyum hangat.

kemudian Izark, wanita itu, dan Nell menaiki sebuah limousine yang dikawal oleh beberapa mobil dan polisi kerajaan Inggris.

sepanjang perjalanan.
"Bagaimana Kiseki Izark...? "Tanya wanita itu dengan lembut.

"Tidak terlalu mengesankan... nenek..." Jawab Izark lesu

"Ah..." wanita itu masih tersenyum
"Kamu tenang saja Izark..."
"Nenek pastikan... kamu akan tenang disini..."

"Nenek..." Izark menerawang keluar dan mengingat wajah Ichiko.

"Tapi..." wanita itu menambahkan.
"Apa yang terjadi antara kamu dan Ichiko?" Tanyanya masih dengan lembut

"ehhhh!?" wajah Izark memerah
"Ahh..."
"Tidak... itu..."

"hu hu hu hu" wanita itu tertawa hangat
"Sudah lama nenek tidak melihatmu salah tingkah seperti ini..."

wajah Izark memerah lagi.

iring - iringan itu pun sampai di sebuah mansion yang sangat besar di tengah kota london.

@Mansion Izark

"Sial! Mansion ini terlalu luas!" kataku
"Kau terlalu banyak berputar-putar, aku sudah tak merasakan Arcana baik Izark maupun Akira..." kata Sai
"Sial... apa masih ada mahkluk hidup di sekitar sini?" tanyaku
"Ada... aku merasa ada seseorang... Guardian..." jawabnya
"Baiklah!"

Aku pun segera berlari ke ruangan dimana Anna berada, menemukannya terbaring lemas...
"Hei! Bertahanlah!" teriakku berusaha menyadarkannya
"Untuk apa kau menolongnya? Nite?" tanya Sai
"Siapa tahu saja dia mengetahui sesuatu tentang Izark..." jawabku
"Cih... aku merasakan bahwa beberapa ingatannya baru saja dihapus..." kata Sai "Kau ingin aku mengembalikannya?" lanjutnya
"Lakukan saja, aku tidak tahu kenap dihilingkan, tapi mungkin bisa berguna untuk mencari bangsawan eksentrik yang super aneh itu atau Magus yang mirip perempuan itu!" kataku menyindir Izark dan Akira
"Baiklah... tanggung sendiri resikonya... yah... akses saja dari Dice of Memoriesmu..." kata Sai

Aku pun melakukan sesuai sarannya, mengeluarkan Dice of Fate #207 dan #410 untuk membuat kombinasi Dice of Memories...

"Ar lies memoria faite sen... ar sen lies memoria..." kubaca mantra untuk mengembalikan ingatannya, apapun itu....

"Sepertinya dia baru saja mengeluarkan kekuatan yang cukup besar... sebaiknya aku mengobatinya... Calibra lifs etian Nerifh! Adetp Heal!" kataku untuk menyembuhkannya...

Aku pun menunggunya sampai siuman...

"Kalu kau mencari Izark, dia sudah tidak ada di sini, Nite Hardrain," kata Firenze, yang tiba tiba muncul di belakangnya, "Izark Airies sudah berada di London, percuma saja."

Kiseki, Third District....

Akira yang lelah sehabis bettle dengan Dieter pun kedatangan seseorang...

"Anne !?"
"Aku...!", ucap Akira setelah melihat bahwa Anne yang datang.

"Tidak usah kau teruskan.."
"Aku sudah mengerti apa yang terjadi.", jawan Anne dengan sedikit sedih.

Anne lalu mengaluarkan saputangannya dan mengusap luka Akira.
"Maaf, aku tidak mengira bakal seperti ini..."
"Seharusnya aku membantumu, Akira..."
"Tapi, aku..."jawab Anne dengan wajah sedih.

"Ada apa Anne ?"
"Kenapa kau begitu sedih ?", jawab Akira heran melihat wajah Anne.

"Tidak, bukan apa - apa...", jawab Anne sambil memalingkan muka.

"Akira, apakah kau masih bisa bergerak ?"
"Federasi masih menyuruhmu untuk mengalahkan Dieter..".
Anne menatap Akira dengan wajah cemas.

"tenang, aku tidak kalah semudah itu." jawab Akira dengan tersenyum.

"Baguslah.."
"Akira, aku telah membawa orang yang bisa membantumu..."

"Eh...?"
"Ichiko-san, ayo tunjukkan dirimu..." ucap Anne lembut.

Setelah itu...

Suatu tempat di Kiseki Third District

Ren & Barth menyusuri sumber-sumber arcana yang tercium oleh Barth.

"Oi, benarkah kamu merasakan arcana di sini?" Tanya Ren pada Barth.

"Ya, sepertinya dia salah seorang magus yang melawan Unatural kuat itu di sekolah, dan sisanya.." Jawab Barth.

"Benarkah? Gak salah lagi 'kan?" Tanya Ren dengan nada pesimis.

"Percayalah!" Kata Barth, "Itu dia!"

Ren berhenti dan melihat para pengguna arcana itu.
"Mereka 'kan... agen-agen elit Federation..." Gumam Ren, "Jadi mereka..."

"Perlukah kita mendekat."

Ren berpikir sejenak, sejujurnya ia tidak terlalu senang dengan Federation... walaupun ia sendiri adalah seorang Magus.

"Kita lihat dulu perkembangannya, kalau keadaannya memungkinkan kita keluar..."

Setelah itu...

Kiseki, Third District...

"3 magus dalam 1 tempat, menandakan bahwa akan segera terjadi sesuatu"

Falken yang tadi mengikuti Anne dan Ichiko sampai ke Third District dan menemukan mereka sedang bersama Akira. Sambil merogoh kantongnya untuk mencari puntung rokok, Falken tetap mengawasi mereka.

"Hmm, membuntuti orang seperti ini cukup membosankan, kenapa Foundation tidak memberi izin untuk konfrontasi langsung..."

Falken tetap mengawasi mereka sambil menghembuskan asap rokok berkali-kali ke udara. Saat dia mendongak keatas untuk menghembus asap rokok terakhir, dia melihat seseorang berada di atap gedung sedang mengawasinya.

"...Siapa dia..."

Falken tetap berperilaku tenang dan seolah-olah tidak melihatnya. Hingga pada akhirnya sang pengintai melepaskan pandangan sebentar dari Falken dan terkejut saat mengetahui bahwa orang yang diintainya berada tepat di belakangnya.

"Sebutkan nama, organisasi, dan alasan kenapa kau ada disini"

Tatapan tajam Falken tertuju kepada pengintai tersebut yang masih membelakanginya. Walau kedua tangan Falken masih berada di kantong celananya, ekspresinya menandakan bahwa sekali saja pengintai itu melakukan gerakan yang mencurigakan maka dia akan lenyap pada saat itu juga.

"Falken, lama tidak berjumpa kau menjadi semakin keren yah"

"Hah? Siapa kau?"


di tempat lain....

Anna terbangun,
"dimana aku....kok tempatnya berantakan gini." kata Anna.
Lalu ia berdiri dan meraih pisau dapurnya.
Lalu ia melihat lelaki yang tidak ia kenal (nite).
"Siapa kamu? apa kamu yang menolongku?" tanya Anna.
TIba-tiba kepala Anna sedikit pusing. Memorinya mulai ingat kembali...
tp dia hanya bisa samar2 mengingatnya.
"Siapa....siapa perempuan dan laki-laki itu..." kata Anna sambil memegang kepalanya setelah teringat sedikit soal Ichiko dan IZark. Namun sepertinya Anna tak ingat nama mereka.

Akira, yang sedang bertemu dengan Anne dan Ichiko tiba2 kedatangan seseorang lagi...

ia adalah Ray... tampaknya masih lelah.. ia mendekat ke arah Akira dkk...

"Akira.... kau masih harus mengalahkan Dieter kan.....?"
"walau aku tidak berguna..... tapi....... bolehkah aku ikut denganmu?"
"Aku harus membalasnya... aku yg tak berdaya didepan Dieter..."
ucap Ray dengan kesal....

lalu...

"..."

"Hmm, perubahan sifat yang cepat Ray...", ucap Akira.

"Sepertinya dengan ini aku bisa mempercayaimu saat pertarungan dengan Dieter kan ?". Akira sepertinya belum merpercayai Ray sepenuhnya.

"Rey Rainhart !"
"Kau !"
Tiba - tiba Anne terlihat kesal dengan kehadiran Ray.
"Kau yang melukai Akira dulukan !"
"Apa maumu sekarang ?!", teriak Anne pada Ray.

"Anne.."
"Ray sekarang teman kita."
"Iya kan Ray ?", tanya Akira kepada Ray.

Lalu..

"ya......"
"Aku....... tidak akan menyerang seseorang bila ia tidak menyerangku duluan..."
"kecuali..... bila memang aku punya tujuan tertentu..."

Ray menatap Anne...

lalu~

@Mansion Izark
"Firenze... ironis bukan? Kita harus kembal bertemu di tempat seperti ini..." kataku
"Nite, aku tahu kau tak suka, tapi aku sudah membaca ingatan anak ini yang hilang... tak ada yang berhubungan dengan Akira, namun soal Izark...." Sai tiba-tiba menyela
"Bangsawan aneh itu bisa kita urus nanti, apa kau sudah tahu keberadaan Akira?" tanyaku

Saat itu, kudengar Firenze membisikkan soal Kiseki Third District, dan Sai pun mengatakan hal yang sama...
"Kau ingin pergi sekarang?" tanyanya
"Tidak, aku ingin menunggu anak ini bangun. Mungkin dia belum berguna untuk sekarang, tapi aku tetap khawatir padanya..." jawabku
"Baiklah kalau itu permintaanmu, Nite..." balasnya

Aku pun menunggu sampai Anna bangun dan mendengar pertanyaannya, aku pun menjawab
"Namaku Nite, Nite Hardrain, aku adalah seorang Forsaken, ayahku seorang Guardian dan ibuku seorang Magus.... misiku adalah mencari kedua kakak angkatku, Akira dan Izark..." kataku memperkenalkan diriku sendiri
"Namamu Anna kan? Aku bisa tahu dengan kekuatan milik peliharaanku... kau tenang saja, aku tak berbahaya... aku tak berpihak pada Guardian maupun Magus, aku hanya membantu orang yang kusuka kok..." kataku sambil tertawa.
"Yah... untuk sekarang aku harus pergi dulu... namun sepertinya kita akan bertemu lagi..." kataku "Kau anak yang menarik, mungkin kita akan bertemu lagi... sampai saat itu... tolong jaga ini ya!" kataku sambil mengalungkan sebuah kalung permata ke lehernya... diapun tersenyum lalu aku pun meninggalkannya
Saat melewati Firenze, aku pun berpamitan padanya "Sudah waktunya aku bergerak, semoga kita bisa bertemu lagi... Firenze...." kataku

"Ar Sa Muon Exis Aretra Serhis Sihorou..." kubaca mantra untuk memanggil Shirou, SPV sisi Guardianku yang berbentuk naga emas....
"Ayo Shirou... kita berangkat!" teriakku sambil naik ke punggungnya, lalu kami pun berangkat dengan kecepatan tinggi menuju tempat dimana Akira berada...

"Kuulangi sekali lagi, siapa kau?"

"Aduh, masa lupa sih? Apakah suaraku yang imut ini belum cukup untuk mengingatkanmu? Ya udah, aku balik badan sekarang"

Saat dia berbalik badan, spontan Falken terkejut setelah melihat wajahnya.

"Ve... Vera? Apa yang kau lakukan disini?"

Gadis itu hanya membalas dengan tawa kecil, mungkin ekspresi kaget Falken dan ucapannya yang terbata-bata cukup lucu baginya.

"Ahahaha, wajahmu lucu sekali tadi"

"Cu... Cukup, daripada tertawa terus, kenapa kau kesini? Setahuku Foundation hanya mengirimku untuk pergi ke Kiseki"

"Ckckck... Falken, apakah kau lupa aku ini siapanya siapa?"

"Siapanya siapa? Apa maksud.... Oh crap..."

Vera Lanster, seorang Balancer sama seperti Falken yang juga merupakan
cucu dari ketua The Foundation, organisasi yang memperkerjakan Falken.

"Nah, karena status itulah aku bisa mendapat izin khusus untuk mendampingimu dalam misi ini"

Dengan tampang yang agak kusut, Falken kembali merokok untuk menenangkan pikirannya sambil duduk sejenak.

"Kau tahu bahaya akan misi ini kan? Aku tidak bisa selalu melindungimu"

"Tentu saja! Lagipula aku bisa menjaga diriku sendiri, kamu kita buat
apa aku menggendong Vanguard berat-berat kalau hanya untuk dipajang?
Aku juga membawa Libra untuk pertarungan jarak dekat"

Falken kembali menghisap dan menghembuskan asap rokoknya. Tak lama dia
berdiri dan membuang puntung rokoknya sambil berjalan ke arah Vera

"Baiklah, untuk saat ini kita hanya perlu mengawasi gerak-gerik ketiga
magus yang ada disana, gunakan kemampuanmu untuk mengintai dengan baik"

Vera yang merasa senang langsung memeluk Falken dengan gembira, di lain
pihak wajah Falken memerah dan berusaha untuk melepaskan pelukan Vera

"Cu... Cukup, kembali mengintai, jangan melakukan hal lain"

Berusaha untuk mengembalikan warna wajahnya, Falken kembali merokok sambil mengawasi bersama Vera

"(Hihihi, Falken bisa imut juga kalau kugoda sedikit. Semoga setelah misi ini selesai dia masih mengingat janjinya padaku)"


di tempat lain....

Setelah Ichiko diminta Anne menunjukkan dirinya, dia pun keluar dari belakang Anne.
Ichiko masih membawa violin yang dia ambil dari mansion izark. Wajahnya terlihat kurang bersemangat.

"Aki-chan......"
"Sudah lama tidak bertemu....yah.....haha"
"Anne sudah memberi tahuku....."
"Ternyata benar...kau sempat datang ke tempat Izark....."
"Maafkan aku yah aki-chan....merepotkanmu...."

Ichiko terdiam sejenak, dia memandang wajah akira sebentar. Namun tiba-tiba dia teringat saat Izark menciumnya. Wajahnya memerah.
"(Semoga aki-chan....tidak tahu....akan hal itu)"
"(Semoga......)"

Ichiko menggeleng-gelengkan kepalanya.
"(Tidak-tidak....apa yang kupikirkan sich.....)"
"(Memang kenapa kalo aki-chan sampai tahu.....)"

Akira dan Anne hanya diam saja melihat tingkah Ichiko.
Ichiko kemudian kembali tersenyum dan menatap akira.
"Yah....haha....dan juga, aku sudah dengar dari Anne...."
"Tentang Dieter....."
"Kalo kau mau....izinkan aku membantumu.....aki-chan...."

@MASIH D bekas apartemen izark

Nite meninggalkan Anna. Namun Firenze masih berdiri disitu.
Anna menatap Firenze...
"Ha..halo...Aku Anna..maaf merepotkan....kamu siapa? Kamu guardiankan?" tanya Anna sambil tersenyum manis.
"Baik, aku harus pergi sekarang....aku memang tak ingat jelas apa yang barusan terjadi tapi...suatu saat aku pasti akan ingat. Terima kasih..." kata Anna lalu pergi meninggalkan Firenze.

"..."

Sambil memalingkan muka, Akira pun berkata..
"Senang melihatmu kembali, Ichiko.."
"Maaf tidak bisa menyelamatkanmu dari Aires..."

Melihat suasana yang berubah jadi sedikit romantis, rasa cemburu pun sedikit terbesit di hati Anne...

"Bagus, bagus."
"Sekarang kalian telah bertemu kembali mari kita kembali mencari makhluk bernama Dieter itu." ucap Anne dengan sedikit rasa kesal
"Ayo Akira-kun ^^." Anne pun menyeret Akira dari hadapan Ichiko.

"Hei, Anne knp begitu buru-buru ? Hei..", tanya Akira.
"D-I-A-M", jawab Anne dengan kesal dan Akira merasa sedikit hawa membunuh darinya.

"...". Melihat Anne seperti itu Akira hanya bisa pasrah..

"Ichiko-san, apa kau berniat berdiri si sana sepanjang hari?", tanya Anne dengan senyum yang sangat dipaksakan.

Lalu...

Ichiko sedikit bingung melihat reaksi Anne. Namun dia nampak tidak begitu peduli akan hal itu.
"(Ara?Anne......ada apa dengannya....?)"
"(Maa....sudahlah..... ^^)"

Ichiko kemudian mengikuti mereka berdua, namun Ichiko baru ingat kalau kondisinya masih agak buruk, jalannya sedikit tertatih-tatih.

"Ah...."
"Ahaha.....memang masih sulit yah...."
"Untuk berjalan sendiri.....ugh...."

Tiba-tiba keseimbangan Ichiko mulai hilang.

Lalu....

"Ichiko !"

Akira pun segera menangkap Ichiko yang terjatuh.

"Ah.." mereka berdua pun berhadap - hadapan. Tanpa sadar mereka saling memandang satu sama lain. Tapi..

"...."
"Apa yang kalian lakukan, Akira, Ichiko ?"
"Kenapa kalian saling melihat seperti itu ?", tanya Anne. Dari nada suaranya, Akira dapat merasakan hawa membunuh yang semakin membesar..

Akira lalu memalingkan kepalanya.
"Tidak, bukan apa - apa.."
Ichiko pun turut memalingkan mukanya...

"Hoo.."
"Begitukah ?", tanya Anne curiga.

Akira dan Ichiko hanya bisa diam membisu.

"..."
"Hmmp, apapun yang kalian lakukan jangan lupa kita dalam misi."
"Kuingatkan, aku orangnya sangat tidak suka kecerobohan."
"Mengerti Akira, Ichiko ?" kata Anne sambil menatap tajam mereka berdua.

"Aku mengerti...", jawab Akira

"Bagus ^^."
"Nah, mari kita kembali mencari Dieter ^^.", Anne pun kembali menyeret Akira. Ichiko sendiri hanya bisa mengikuti mereka dari belakang.

Lalu..

Ray bertanya pada Ichiko...

"ada apa...?"
"sifatmu sungguh berbeda dari saat kita bertemu pertama kali... ada yang terjadi?"

Ichiko yang mendengar pertanyaan Ray tiba2 teringat saat kejadian dgn Izark..
muka Ichiko memerah lagi..... ia tak menjawab pertanyaan Ray...

"hm.........." tatapan Ray berubah seakaan ia tahu apa yang telah terjadi...

sekarang Ray bertanya pada Akira...

"Akira, mau kemana kita sekarang?"
"mau langsung mencari Dieter?"
"tapi aku tak merasakan arcananya........."

lalu~

"Vera, boleh pinjam Vanguard milikmu untuk menembak mereka sekarang juga?"

Vera sedikit terkejut mendengar ucapan Falken, ditambah lagi sepertinya terlihat percikan-percikan api muncul di sekitar tubuhnya

"Anu... Kamu kenapa..."

"Tidak, entah kenapa setiap aku melihat laki-laki yang dikejar lebih dari 1 wanita membuatku ingin membunuh lelaki itu secepat mungkin..."

"...Ahahaha, jadi kamu benci harem yah ^^;;"

Falken mulai mengeluarkan 3 puntung rokok dan menghisapnya sekaligus untuk menghilangkan rasa kesalnya. Sementara Vera hanya bisa tertawa kering dan kembali mengawasi gerak-gerik para magus.

Tak lama kemudian, ponsel Falken berbunyi, Falken kemudian menjawab telpon tersebut dan sedikit tersenyum. Mengakhiri pembicaraan, Falken menutup ponselnya dan melihat ke arah Vera.

"Vera, tadi telpon dari Foundation, mereka mengatakan sesuatu yang menarik"
"Konfrontasi langsung sudah diperbolehkan mulai saat ini"


kemudian....