Welcome to MAGUS World !!!

Hanya tertawa kecil saja. Ichiko yang melihat Ray kembali digendong itupun tertawa.
"Ahaha~"
"Ray......kau digendong lagi yah...."
"Yah.....mendingan sich daripada digendong seorang perempuan...."

Ichiko hanya tersenyum saja, sambil terus berjalan menuju mansion Akira.
"Firenze....yah.....namamu...."
"Ini...baru pertama kalinya aku mendengar namamu....kan..."
"Ray.....kau yakin baik-baik saja?"

"yah.... sekarag sudah lebih baik...."

Ray akhirnya bisa berjalan sendiri...
muka nya tampak sedih....
Ray pun mengatakan...
"Ichiko... maafkan aku... tadi telah bertindak gegabah.."

"Tenang saja..." kataku menenangkan Anna
"Dia hanya Dice Master biasa, dia tak akan bisa mengalahkan Nite" tambah Sai
"Begitu ya? Jangan meremehkanku Nite... kekuatan magisku memang jauh di bawahmu... tapi..." dalam kecepatan yang sangat tinggi, Noon segera menyerangku, untung aku berhasil menangkisnya dengan Kahara Nodachiku....
"Hmm... kemampuanmu memainkan Destiny Savior itu memang hebat tapi..."
"Kalau hanya begitu... kau tak akan bisa mengalahkanku!" kataku sambil menghempaskannya dengan Destiny Weapon-ku
"Ugh! Begitu ya! Rasakan ini! Thousand Strikes!" balasnya sambil mengeluarkan jurus andalannya, aku pun spontan menghindarinya
"Kau... rapuh!" kataku membalas serangannya dengan serangan yang serupa, hingga ia terjatuh
"Ugh..." kata Noon menahan sakit
"Sepertinya aku berlebihan ya?" kataku menutupi sebelah mataku dengan tangan kanan dan Destiny Weapon di tangan kiri...

Saat itu aku masih merasakan di dahiku... darah naga itu.. dan mataku yang memerah karena emosi...

"Sai..." kataku
"Kenapa saat marah mataku memerah ya?" tanyaku
"..." Sai terdiam
"Bukankah itu yang sedang kau cari?" katanya menjawab
"Sejak datang ke kota ini... entah kenapa aku jadi sadar... sadar akan banyak hal..." kataku pada diriku sendiri
"Awalnya aku hanya ingin datang sebagai orang biasa... orang yang tidak tahu apa-apa... hanya ingin mengunjungi para sahabatku... mengejar impianku..." lanjutku
"Nite...." kata Sai pendek
"Sai... sepertinya ada sesuatu yang harus aku selesaikan... aku harus kembali ke rumah..." kataku
"Kemana pun kau pergi... aku pasti akan mengikuti..." balasnya
"Terima kasih... Sai..." balasku

Aku pun menoleh, disana kutemukan Anna masih berdiri termenung, melihatku yang tadinya biasa-biasa saja menjadi agresif mungkin terlalu cepat untuknya... tapi aku malah bertanya....

"Anna... aku akan meninggalkan kota ini..."
"Apakah kau mau ikut?"

LONDON
RRRRRRR
Helikopter mendarat di halaman mansion Airies Kiriko
dua orang pelayan membuka pintu menyambut kedatangan mereka.

iring - iringan mobil terlihat berbaris dengan rapi agak jauh dari helikopter.
Nenek pun turun sambil tetap menelepon
"Ketua..."
"Sebetulnya tidak perlu sampai memanggil pulang Firenze ke perancis..."
Izark yang ikut turun agak terkejut mendengarnya.
"Tapi... ah... baiklah... "
Nenek mematikan teleponnya

mereka berjalan menuju mobil.
"Izark..." panggil nenek.
"Nenek harus segera menghadiri rapat." Pelayan membukakan pintu mobil untuk nenek.
"Kali ini saja nenek minta..."
"Jangan meninggalkan mansion ini selangkah pun!"

"Jika itu keinginan nenek..." Jawab Izark
Nenek tersenyum hangat mendengar jawaban Izark. lalu dia masuk ke mobil. iring2an mobil itu pun bergerak denga cepat.

Izark dan Nell memasuki mansion.
"Saya tidak pernah menyangka... bahwa Presiden Elgenreicht yang begitu sibuk... sampai mau meninggalkan perusahaan jika cucunya Tuan Izark datang ke sini..." sebuah suara sinis mengagetkan Izark, Nell dan beberapa pelayan yang baru saja akan menuruni tangga untuk masuk ke ruangan tamu.

"Kau!!" Nell marah.
"Unnatural seperti kau tidak sepantasnya berkata tidak sopan di hadapan tuan Izark!!" salah seorang pelayan berteriak marah.

"wah wah wah nona Nell..." sosok itu berkata sinis.
"Maafkan kelancangan saya... tapi..."

TRANG
Sosok itu dan Nell sudah beradu pedang.
"Apa!?" Nell terkejut.
"Izark kun!! mundurlah!! " Nell dan sosok itu melompat ke tengah ruangan tamu. para pelayan yang lain langsung bergerak melindungi Izark

"Gate of Babylon" Izark menyebutkan manteranya.
tiba tiba di belakangnya muncul aura orange dan bermunculan banyak sekali senjata perang. Nell, para pelayan, dan sosok itu sama sama terkejut.
"Sudah kubilang aku tidak suka bertarung di mansion ku sendiri..." mata Izark yang memerah menyipit penuh kebencian.
tiga buah pedang, menyilang dan melayang turun ke tangan kanan Izark.
"Huh!" Izark melemparnya dengan sangat kuat ke arah sosok itu. Nell yang melihatnya langsung melompat mundur.

"Shield!!" sosok itu langsung memasang mantera perlindungan.
"Apa!?" sosok itu terkejut melihat pedang Izark menembus pertahannya dengan mudah dan menusuknya tepat di badannya
"A... apa ini...?"
"Tuan... Izark..." sebuah lubang hitam muncul di belakangnya

"Aku tidak butuh penganggu!!" Izark mengibaskan tangannya dan sosok itu pun lenyap ditelan lubang hitam yang juga ikut menghilang.
"Bodoh!!" Aura itu menghilang begitu pula senjata - senjatanya.

"Izark kun!!" Nell segera menaiki tangga dan menghampiri Izark. para pelayan menunduk hormat kemudian mundur dan berlari ke tempat dimana sosok itu berada sebelumnya untuk membereskan sisa pertarungan.

"Aku tidak apa - apa Nell... " Izark berbalik.
"Aku ingin menenangkan diri dulu... tinggalkan aku sendiri! " Izark berjalan menuju kamarnya.

Para peayan menunduk hormat. Nell hanya memandang Izark yang berjalan.
"Sampaikan pada nyonya besar..." Nell menoleh ke arah seorang pelayan
"Salah satu pengawal Mansion, unnatural Peatou, hari ini telah mencoba menantang Tuan Izark..." Nell berkata lesu.
"Pada hari dan jam yang sama..." Nell berhenti.
"Unnatural Peatou telah dihancurkan..."
"Begitu saja..." Nell berbalik

Para pelayan menunduk hormat. Nell pun berjalan meninggalkan mereka.

@ditempat Nite
"Emang kau mau pergi kemana Nite?" tanya Anna.
"Kalau kau pergi tentu aku ikut....lagi pula aku berhutang banyak padamu^^ sapa tw aku bisa membantumu^^" kata Anna sambil tersenyum.
"Jadi aku memutuskan ikut^^" kata Anna.

LONDON
Grand Kiriko London Branch's HQ

"Apa?" nenek terkejut
"Unnatural Peatou??" dia memegang rambutnya
"Wah wah..."
"Penghuni mansion ku sendiri sudah berani macam macam pada Izark rupanya..."
"Terima kasih..." Nenek mematikan HPnya

dia lalu menekan interphone
"Sambungkan dengan kepala Grand Kiriko cabang Shanghai..."
"Ah atur juga untuk konferensi bersamaan antara aku, kepala Grand Kiriko cabang Shanghai, dan kepala Grand Kiriko cabang Kiseki..." Nenek menambahkan
"Aku ada pembicaraan mendesak dengan mereka berdua..."

Mansion
dua orang pelayan membukakan pintu kamar Izark
"Izark kun..." Nell masuk.
"Ah... sedang tidur rupanya..." Nell duduk di tempat tidur Izark
Dia mengusap kepala Izark.
...Izark kun... belum pernah... kamu sampai semarah tadi...
...bagaimana... kalau nyonya besar Elgenreicht mengetahuinya...

"uung..." Izark mengeliat.

Nell langsung berdiri kaget. Izark masih tertidur
"Izark kun..."
"Istirahatlah..." Nell melangkah keluar kamar.
kedua pelayan menunduk hormat dan membukakan pintu.

ketika berjalan di lorong mansion,
Triiitttt
Hp Nell berbunyi
"Nyonya besar!" Jawab Nell

"Persiapkan semuanya!!" Nenek berkata tegas
"Kita akan pergi ke Shanghai!!"

@Tempat Nite

"Arara, Cepat sekali kau mau pergi, Nite-kun."  Di salah satu  atap gedung, Ren duduk sambil tersenyum licik, jauh lebih licik seperti biasanya.

"Padahal, kukira pestanya baru saja dimulai..."

"Atau...kau takut?"



Barth memandang punggung Ren dan berbisik pada dirinya sendiri "...Kau sudah mulai bermain serius ya, Irria."

"mmmm sudah lama sekali yah.... gak melihat mereka mereka ini..... keliatannya peperangan blom di maulai juga yah.....Repot juga nih....."
" Baiklah sekarang aku mau bergerak!"
"Jangan! gak boleh blom saatnya!"lebih baik kita liat dulu situasi dan awasi semuanya"Kata Kakaknya kepada Suiren
"Iya! baik baik!"

@Tempat Ichiko dan Ray
Mendengar permintaan maaf Ray, Ichiko hanya tersenyum saja.
"Haha.....tak usah dipikirkan...."
"Tapi....."
"Hal yang tidak kusuka adalah kau sampai pingsan karenaku....."

Wajah Ichiko menjadi tampak sedih.
"Walaupun baru kenal sebentar...."
"Aku tahu kalo kau bukanlah orang yg biasa bertindak terburu-buru...."
"Dan....saat itu....karenaku....."

di tempat Ichiko dkk~

di mata Ray terkesan ada kesedihan...
ia pun berkata kepada Ichiko...
"Melihatmu... mengingatkanku pada masa lalu....."

setelah mengatakannya Ray menatap ke langit kemudian mengatakan...
"Kau... mirip dengan adik ku......."

lalu~

NGIIINGGG

sebuah pesawat pribadi dengan lambang Grand Kiriko di ekornya mendarat di sebuah bandara yang sangat besar dan padat

Shanghai International Airport
Pintu pesawat terbuka. para pengawal berjas segera mengatur tangga pesawat dan mempersiapkan karpet untuk jalan. di ujung karpet telah siap limousine dengan beberapa mobil mewah sebagai pengawal serta sepasukan tentara China.

seorang wanita dengan setelan bisnis mengawasi pintu pesawat dengan seksama. angin dari mesin pesawat membuat rambutnya berkibar.

beberapa saat kemudian, Nenek diikuti Izark dan Nell keluar dari pesawat tersebut. melihat sosok Izark wanita langsung berlari ke arah pesawat.

"Izark chan!!" wanita itu melewati Nenek dan Nell serta langsung mencium pipi Izark. Muka Nell memerah menahan marah. nenek tersenyum jahil melihatnya.

"Ah..." Muka Izark memerah malu

"Sabar Nell..." Nenek memegang pundak Nell dengan erat sambil terkekeh

"Tapi nyonya besar!!" Nell agak keras berteriak.
"Siapa dia!?" Tanya Nell. wanita itu hanya menoleh sebentar ke arah Nell

"Izark chan... " dia kini memeluk Izark dengan erat
"Selamat datang di Shanghai..." dia lalu berdiri dan menunduk hormat ke arah nenek
"Nenek... Nell... selamat datang di Shanghai" Dia tersenyum hangat
"Mari..." mereka pun masuk ke limousine.

iring - iringan kendaraan pun bergerak menjauhi bandara. sepanjang perjalanan Izark yang terus ditempel wanita itu hanya diam memandangi kota Shanghai.
Nell terlihat marah terus terusan sementara nenek tidak henti - hentinya tersenyum.

"ah iya..." nenek membuka percakapan
"Nell... "panggilnya
"Perkenalkan..." nenek menunjuk wanita itu
"Kepala Grand Kiriko cabang Shanghai... Renata von Einzbern Vitzgerald." Renata menunduk hormat pada Nell
"19 tahun... dan sangat berbakat dalam bisnis..."

"nenek... jangan terlalu memuji begitu..." muka Renata memerah, lalu dia memeluk Izark lagi. muka Nell makin merah padam.

"Dia juga masih ada hubungan sepupu dengan keluarga Airies Kiriko..." tambah nenek. Nell terkejut.

"Sepupu... Izark kun..."

"Ah... kita akan segera sampai..." Renata melihat ke arah luar
"Grand Kiriko Shanghai HQ..."

iring - iringan mobil itu pun masuk ke halaman sebuah menara perkantoran besar yang terlihat berkilauan oleh cahaya matahari yang memantul di kaca - kacanya.

Kiseki, Third District
AM 02.00, Sunday

CROTT
Suara Unnatural terbelah pun terdengar silih berganti. Akira, yang sejak tadi bertarung dengan Unnatural pun akhirnya mencapai batasnya.

"ha...ha.."
"Anne! Kenapa kau tidak melawan sama sekali !?"
"Kau ingin kita mati terbunuh !?"
Akira terlihat kesal karena Anne hanya menghindar menghadapi Unnatural tanpa terlihat perlawanan sedikit pun.

"..."
"Aku..tidak bisa..."
"Melawan mereka..aku...sama sekali tidak bisa.."
Jawab Anne dengan wajah sangat sedih, seakan mau menangis.

"Apa maksudmu !? An.."
"..."
Akira tidak jadi melanjutkan perkataanya ke Anne saat melihatnya.
"H..hei, kenapa ?"

"Maaf Akira.."
"Untuk saat ini saja..tolong lindungi aku..."
Anne lalu berdiri di belakang Akira. Anne yang berbeda sekali dengan biasanya. Sekarang dia bagaikan gadis lugu yang lemah.

"..."
"(Apa yang terjadi dengannya ?)"
"(Kemana Anne yang galak itu ?)"
Akira melihat Anne secara keheranan, lalu berpikir
(tapi.. aku harus bertemu dengan Ichiko lagi.)
(Aku tidak bisa menghadapi Dieter sendiri...)
"UNNATURAL !!!"
"Makhluk terkutuk seperti kalian tidak akan pernah menang melawanku !!"
"HUAAAA.."
Akira pun maju menerobos gerombolan Unnatural yang ada sambil memegang tangan Anne. Dengan cepat mereka menuju lokasi Ray dan Ichiko berada.

Lalu...

@Tempat Ichiko dan Ray
Mendengar kata-kata Ray, Ichiko hanya terdiam saja.
"Adikmu? Imouto-san......kah......?"

Mereka terus berjalan sambil terdiam dan tanpa mereka sadari mereka sudah sampai di depan mansion akira.
"Kita sudah sampai...."
"Namun...melihatmu....nampaknya kau sudah baik-baik saja......"
"Padahal awalnya tujuanku ke sini adalah untuk mengobatimu...."

Ichiko melihat ke arah Ray dan bertanya.
"Lalu sekarang?"
"Sekarang sebaiknya apa yang kita lakukan....?"
"Apakah kita menunggu aki-chan dan anne di sini....?"
"Atau sebaiknya kita mencari mereka.....?
"Walaupun kurasa sebenarnya itu tidak perlu sich....."
"Jadi bagaimana menurutmu Ray?"

Ichiko tiba-tiba terpikirkan sesuatu saat melihat violin yang dari tadi dibawa-bawa olehnya itu.
"(Ah.....selagi aku di sini...sebaiknya sekalian saja aku meletakkan violin ini dulu.....)"
"(Dan lagi...mungkin ini akan jadi tempat tinggalku untuk sementara waktu sedari sekarang.....)"

Di tempat lain
"kenapa yang kok Unnaturalnya semakin lama semakin banyak saja... merepotkan..."
"Yang lain juga semua sibuk sendiri......""Bosan!!!!!!!"

Setelah sampai di depan rumah Akira, Firenze menurunkan Ray. Dia hanya diam saja mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Akira san dan seorang lain sepertinya sedang bertarung melawan Unnatural... terserah kalian mau menunggu di sini atau tidak," katanya mendadak, "Aku mau mencari dia."

Di tempat Ichiko~ depan mansion Akira...

Ray menjawab pertanyaan dari Ichiko sebelumnya mengenai mencari Akira atau menunggu nya...

"Dengan keadaan sekarang... aku merasa bahwa mencari Akira hanya akan memperburuk keadaan..."
"karena kita tidak tahu bila nanti kita bertemu Unnatural yang kuat..."
"Aku sarankan sebaiknya kita menunggu saja dulu... lagipula... aku merasa Arcana Akira mendekat..."

Kembali ke tempat Nite

"Jadi kau merindukanku nih?" tanyaku pada Ren sambil tertawa kecil
"Tenang saja, aku tidak akan lari, hanya saja... untuk mengimbangi 'mereka' aku harus kembali ke Atelierku untuk membuat 'sesuatu'..." lanjutku
"Kalau kau mau ikut, silahkan saja, toh aku sudah membiarkan Anna ikut..."
"Yang penting jangan salahkan aku kalau Sai menggunakanmu atau kucingmu sebagai bahan percobaanku..." kataku lagi sambil berjalan membelakangi Ren

Aku pun memanggil Anna dan mulai berjalan, saat sadar aku pun berhenti sebentar dan berkata pada Ren

"Kalau kau mau datang ke tempatku, cari saja Mansion dengan 2 patung naga di gerbangnya yang terletak dekat luar kota Kiseki..."
"Yah... yang penting kau hati-hati saja, tamanku adalah sarang para SPV... selamat bertahan hidup..." kataku sambil tertawa kecil, lalu melanjutkan berjalan

Lalu Anna dan Nite berjalan ke Mansion Nite.
"Waduh ke mansionnya Nite" Pikir Anna yang sudah berpikir macam2.
Anna lalu menatap Nite. Walau ia masih 11 tahun rohnya dan tubuhnya 17 tahun namun jika melihat Nite ia merasa dag dig dug. Terutama akhir2 ini ketika ia bersama Nite.
"Duh masa aku suka sama dia >//.\\< " kata Anna dalam hati.
"Nite..... kita.... mau ke......... mansionmu yah?" kata Anna sambil malu-malu.

"Ya... iya sih... memangnya kenapa?" kataku agak gugup
"Nite~" kata Sai usil
"Kau bisa diam nggak sih??" kataku memarahi Sai
"Ah... kenapa aku ini... aku nggak mungkin suka pada anak umur 11 tahun kan??" kataku dalam hati
"Tapi apa kau sudah siap?" tanyaku pada Anna
"Seperti yang kukatakan pada Ren tadi, halaman mansionku adalah sarang SPV, belum semuanya jinak seperti Shirou, Hortz, dan Cretia... kau harus berhati-hati... kalau bisa diamlah di dalam mansion..." kataku menjelaskan

Kami pun berjalan agak lama sampai meninggalkan kota Kiseki, lalu kami berjalan terus... terus... kira-kira 2 jam sampai akhirnya kami sampai di sebuah gerbang raksasa

"Yak! Selamat datang di mansionku!" kataku menunjuk pada dinding mansion yang mulai berlumut...

Anna terbelalak kaget melihat Mansion nite. Ia berpikir ini mansion atau gudang?
"Ano.....ini rumah angker yah^^a?" kata Anna.
"tapi aku ingin mencoba masuk^^ tampaknya tmpt ini seru untukku." kata Anna dengan wajah serius.
Lalu Nite mengajak Anna masuk kedalam mansionnya.

"Err... sepertinya harus kubereskan dulu..." kataku pada diriku sendiri setelah sadar akan keadaan mansionku
"Umm... Cretia, tolong bereskan yah!" bisikku pada Cretia
"Dasar! Sebagai SPVMaster, seharusnya kau bisa mengatasinya sendiri... tapi karena kau cowok... apa boleh buat!" balasnya
"Yah... yah! Terserah!" balasku

Cretia membacakan mantra, dan tiba-tiba mansionku kembali bersih... kekuatan untuk merapikan... seperti layaknya keberadaan Balancer lah Cretia... satu-satunya SPV yang bisa bicara, SPV berwujud malaikat yang anggun...

"Sudah beres... apa kau puas?" tanya Cretia dengan muka tersipu
"Tentu saja, pekerjaanmu tidak pernah tidak memuaskan kan? Bukankah pakaian Anna sudah menjadi contoh yang luar biasa?" balasku
"Nite..." Cretia memegang tangan kirinya dengan tangan kanan, berusaha menyembunyikan mukanya yang sedang tersipu... aku pun mendekati Cretia, memeluknya dan mencium pipinya, lalu ia tersenyum, lalu menatapku sambil menangis
"Trims, kau memang tuan yang baik..." katanya
"Hehe... sama-sama" kataku melepaskan pelukanku, lalu Cretia pun perlahan menghilang
"Akira... Izark... mereka sedang apa ya?" tanyaku pada diriku sendiri, menatap Cretia mengingatkanku pada saat kami pertama kali bertemu, saat ia menghiburku yang baru saja bepisah dengan kedua orang tuaku... yang menghiburku saat aku kehilangan kontak dengan 'mereka'...

"Yare-yare ternyata SPV jg bisa kayak manusia...bikin iri saja^^" kata Anna.
Lalu Anna dan Nite pun masuk kedalam mansion Nite.
"Hm....aku bingung Nite...kenapa yah aku bisa melihat SPVmu padahal seharusnya orang lain tidak bisa?" tanya Anna.
Tiba-tiba muncul SPV liar yang menyerang ke arah Anna.
"Anna awas!" teriak Nite.
Anna dengan cepat mengambil pisau dagingnya dan melemparkannya ke arah SPV itu....namun disaaat bersamaan tangan kiri Anna bersianr seperti gelang.
"apa ini.."kata Anna kaget.
SPV itu terkena senjata Anna tadi. Lalu terjatuh.
Sementara Anna masih kaget karena tangan kirinya bersinar.

"Wew... untung itu SPV level rendah..." kataku
"Kau harus hati-hati, SPV level rendah yang tidak memiliki master juga memiliki tubuh fisik..." lanjutku
"Untung saja kau tidak apa-apa, tapi..." saat aku menoleh, aku tercengang dengan apa yang kulihat, gelang yang ada di tangan Anna, gelang SPVMaster keluarga Shadowknight?
"Nite! Itu..." kata Sai kaget
"Ugh!" kataku sambil mengelus kepala, memberikan ingatan dimana aku, Noon, dan seorang anak perempuan... kami bertiga bermain bersama...
"Ge.... gelang SPV ibu..." kataku masih belum bisa mengumpulkan kekuatan untuk berkata secara benar...
"Nite..." kata Sai cemas
"Anna... darimana kau mendapat gelang itu?" tanyaku

Anna menatap kaget tidak percaya gelang yang bersinar di tangan kirinya.
"i..ini...ini...apa ini..." kata Anna masih kaget.
Lalu ia menatap Nite yang menanyakan dari mana gelang itu di dapat.
"Aku tidak tahu Nite..tp...gelang ini...." kata Anna lalu menunduk.
"Kakak..." kata Anna tiba-tiba.
"Kau...kakak bukan...kakak yang meninggalkanku saat ibu dan ayah tewas?"
"Kakak....benarkan kau kakak?" tanya Anna sambil bercucuran air mata.

"..." aku hanya terdiam, kesulitan menjelaskan padanya
"Gelang itu... gelang milik ayahku... gelang seorang Guardian yang bisa mengendalikan SPV..." kataku
"Aku... kehilangan adikku 4 tahun yang lalu... tapi... tapi..." kataku bingung

Saat aku masih terhuyung-huyung, seekor Unnatural melesat menyerangku, aku baru sadar bahwa gerbang mansionku lupa kututup, untung Sai segera menebasnya...

"Nite! Sadarlah! Kita memang tidak tahu apa adikmu masih hidup atau..." kata Sai
"Tapi bagaimanapun juga aku sudah berjanji pada ayahmu kan? Aku akan membantumu mencari adikmu" lanjut Sai
"Karena itu Anna... aku harus memastikan apa kau adik Nite atau bukan..." katanya sambil memegang pedangnya
"Panggillah SPV... seorang Shadowknight sejati pasti bisa..." katanya
"Anna..." kataku singkat, hanya itu yang bisa kukatakan