Welcome to MAGUS World !!!

@Mansion Nite:

"ah dia pergi...." kata Anna kepada Leny.
"Ntah aku tak mengerti dengan kakakmu itu...." kata LEny gusar.
"Tidak, justru itu.....saat ini bukannya saat untuk main-main...sebaiknya aku harus meningkatkan kemampuan bertarungku." kata Anna sambil tersenyum penuh percaya diri.
Leny sedikit kaget. Lalu ia berkatan,"Walau jiwamu 11 tahun. Baru kali ini aku melihatmu seperti orang dewasa dan cocok sekali dengan tubuhmu."
Anna hanya tersenyum, "Gak ada salahnya toh....walau sejujurnya aku sudah rindu dengan tubuh asliku." Leny tersenyum kepada Anna.
"Baiklah...untuk menjadi SPV master seperti kakakmu. Kamu harus bisa mengalahkan monster SPV yang lain. Jadi...gunakanlah kesempatan ini." Leny mengarahkan jarinya tiba-tiba muncul SPV berbetuk monster.
"Okee, sekarang pertarungan dimulai!" Anna berlari bersiap melawan monster SPV itu.

Akira mansion...

"TIDAK!!!"
"KAU BOHONG DIETER !!!"
Akira berteriak keras. Dia segera menyiapkan kembali Levantine dan mengarahkannya pada Dieter.

"Apa maksudmu ?"
"APa yang kuakatakan tadi benar."
"Kenapa kau tidak mempercayainya ?"
"Apakah bukti yang kuberi kurang ?" Tanya Dieter pada Akira. Dimukanya terlihat rasa heran.

"Tidak mungkin..."
"JIka kau benar, apa gunanaya yang kulakukan selama ini !?"
"Akira ! Buka matamu !"
"Apakah kau tidak lihat merekja hanya memanfaatkanmu ?"

"Tidak !"
Aira berusaha untuk tetap mempercayai Federasi yang merawatnya selama ini.

Tiba - tiba di tengah kebimbangan Akira, Anne pun datang..
"Akira !"
"Apakah kau baik - baik saja !?"


"Cih !"
"Akira percayalah padaku !"
Ucap Dieter pada Akira yang terdiam.

"Dieter !?"
"Kau..."
"Akira kenapa kau diam saja !?"

"..."
"Anne..."

"Sudahlah !"
"Sekarang persiapkan dirimu !"
"Kita habisi makhluk ini untuk selamanya !"
Anne pun mempersiapkan senjatanya, The Blue Crystantine. AKira yang awalnya sungkan pun mulai bersiap.

"Dasar perempuan bodoh !"
"Kenapa kau selalu menghalangiku ?!"
Dieter pun telah bersiap untuk bertempur.

"Ayo Akira !!!"
Mereka berdua pun maju menghadapi Dieter.

EVENT BATTLE TRIGGERED.
Event Chara : Akira & Anne
Participant : 4 User.

Di tempat lainnya.... tempat Ray...

Ray yang menyadari ternyata Arcana yang dia rasakan adalah milik
Dieter, ia langsung pergi meninggalkan Ichiko menuju Dieter...
dan tanpa ia sadari ternyata disitu juga ada Akira dan Anne..

"Akira... apa yang terjadi disini!?"
"Kau.. Dieter... mau apa kau!"

Sementara itu Nite Hardrain yang mengawasi dari atas pun ikut turun membantu Akira

*Ray (Nagi) & Nite Hardrain (Nite) Participated the Battle

Church...

"Well, it's about the time." Ren bangkit dan berjalan menuju keluar gereja.

"Hmm?" Nathan kelihatan sedikit terkejut, "Secepat itukah?"

"Yah, beginilah cara kerja kami." Jawab Ren.

"Cara kerja yang aneh, tapi baiklah..." Kata Nathan. "Untuk saat ini aku tidak bisa mengambil tindakan apa-apa."
"Ada hal yang masih harus kuurus."

"Okay, bye..." Ren kemudian meninggalkan Gereja.
--------------------------------------------------------------
Front Akira's Mansion...

"Ugh," Barth tiba-tiba merasakan tiga Arcana-user kuat dari arah mansion.
"3 orang, 2 diantaranya anggota Federation itu..."
"Lalu yg satu lagi... Unatural itu!"
"Selain itu, aku juga merasakan user lain yang mendekat."


"Hmm...." Ren berpikir, "Sepertinya, tidak ada jalan lain."
"Kita tidak bisa membiarkan 2 orang itu maati, setidaknya untuk sekarang..."
"Kau siap?"

"Terserahlah..."

Ren pun memasuki mansion Akira dan...
Ren participated in battle.

Ichiko yang ternyata mendengar pembicaraan antara Akira dan Dieter hanya terdiam shock.
Di kepalanya terbesit beberapa ingatan akan masa lalunya yang sempat dia lupakan entah kenapa.
Meskipun Akira dkk bertarung melawan dieter.....Ichiko hanya terdiam saja tak kuat bergerak.

"Aki-chan....."
"Tidak mungkin....."

Tiba-tiba Ichiko bangkit, namun kondisi Ichiko sedikit aneh, dia mengeluarkan Card of Destinynya dan mulai menyerang Dieter.
"Card of Destiny"
Tatapan matanya kosong, dia menatap Dieter dengan tajam.

Ichiko participated in battle

Shanghai
Ruangan presiden

"begitu?" nenek masih menelepon
"Jadi Dieter sudah muncul kembali dan hendak mempengaruhi Shinizaki?"

"Benar nyonya besar." jawab Miyako

"Kalau begitu tidak ada pilihan lain..." nenek mengibaskan rambutnya
"rencana harus kita percepat..."
"terus awasi mereka!!" perintah nenek

Kiseki
RRRRRRR
"Baik nyonya besar..." Miyako menutup teleponnya dan naik ke helikopter
"Pilot!" ucapnya.
"Daerah K-35"

"Siap walikota!!"

RRRRRRRR
Helikopter itu pun terbang menuju daerah yang disebutkan
"Gerakan Dieter kali ini..." miyako bergumam.
"Tidak kusangka nyonya besar akan mempercepat rencana..."

"Kita akan segera sampai." pilot memberitahu Miyako

"Bagus!" Miyako terlihat antusias
"Jangan terbang terlalu rendah." perintahnya
"kita disini hanya untuk mengawasi mereka..." Miyako tersenyum aneh

Seusai pertarungan dengan hasil yang tidak disangka2...

melihat Akira pergi Ray hanya bisa terduduk diam...
*tik tik.... suara gerimis yang lama-lama menjadi hujan yang cukup deras...
Ray memandang langit yang gelap... mukanya tertutup oleh rambutnya sendiri...


lalu...

Ichiko yang melihat kepergian akira itu tiba-tiba mulai lemas. Air mata
mengalir keluar dari matanya. Dia kembali menyegel CoD yang belum
sempat dia pake.
Hujan turun nampak mengikuti suasana kesedihan Ichiko dkk yang ditinggal pergi Akira.
Ichiko tidak berkata sepatah katapun. Dia hanya terdiam melihat ke arah hilangnya akira. Setelah beberapa saat, dia pun akhirnya ambruk dan pingsan kehabisan tenaganya.

"Wew..." aku terduduk lelah di punggung Shirou
"Kau capek?" tanya Cretia yang tiba-tiba duduk di belakangku
"Ianus Signum... dia sangat kuat, jauh terlalu kuat daripada Unnatural yang kuhadapi waktu itu..." kataku
"Aku jadi tak enak pada Ren dan teman-temannya Akira... mereka pasti kelelahan dan shock kalau Akira berkhianat... sedangkan aku... malah kabur dan mencari perlindungan pada Izark..." kataku menyalahkan diriku sendiri, saat itu kurasakan Cretia memelukku dari belakang
"Berjuang bersama mereka... aku rasanya sekarang bisa merasakan luka mereka... tangis mereka... kesedihan karena ditinggalkan oleh Akira..." kataku terus menyalahkan diri sendiri
"Sudahlah... jangan bersedih... toh mereka juga tidak memperhatikanmu kan..." katanya menghiburku
"Cret... setelah berpikir soal Ren... apa aku bisa memenuhi perjanjian kita 4 tahun yang lalu ya?" tanyaku mengenang hari kematian orang tuaku
"Aku tak akan keberatan walau kau melanggar janji itu... karena Nite adalah orang paling berharga bagiku..." balasnya
"Cret...." kataku singkat, aku pun berbalik dan menciumnya, namun saat kami baru saja bersenang-senang, Shirou menggeram, memberi tahu bahwa kami sudah berada di atas Shanghai...
"Izark... sudah lama ya..." kataku

Mansion Nite

Anna terbangun dari tidurnya. Badannya masih sedikit pegal karena sebelumnya ia mati2an menghancurkan banyak SPV liar untuk menjadikan ia Grand Dice Master.
"GDM, itu yang aku inginkan. Aku ingin kuat seperti kakak." kata Anna menyemangati diri sendiri.
"Nona Anna sudah bangun?" tanya Leny yang tiba-tba sudah ada di depan Anna.
"Sudah...aku ingin mencari udara segar d luar." kata Anna.
"Baik saya akan menemani anda nona." kata Leny.
Lalu Anna dan Leny keluar dari mansion.
Sampai di luar Anna sedikit kecewa karena di luar hujan cukup deras. Namun ada yang aneh pada awannya.
"Hm...sepertinya tadi ada pertarungan..." kata Anna.
"dari mana nona tahu?" tanya Leny.
"Yah dari seseorang....." tiba-tiba Anna memegang kepalanya. Ia seperti teringat seseorang.
"Nona anda tak apa?" Leny panik.
"ukh...." Anna melihat seorang perempuan dan laki-laki tampaknya ia kelelahan di tengah hujan dari dalam kepala Anna.
"Leny...cpt tolong mereka....bawa kesini...dua orang...tak jauh dari sini. Laki-laki dan perempuan." kata Anna sambil tertatih-tatih ingin ke sumber.
"Nona silahkan aku akan membawa nona terbang....." lalu Leny mengangkat Anna dan terbang.

KISEKI CITY

Anna melihat sekitar. HIngga akhirnya ia melihat orang yang pernah di kenalnya.
"TUnggu....rasanya aku pernah melihat perempuan ini...tapi siapa."
Lalu ia turun menolong perempuan itu.
"Ichiko...." ntah tiba-tiba saja Anna teringat nama itu.
Setelah ia melihat jelas wajah perempuan yang pingsan itu ia baru sadar. itu Ichiko yang ia kenal dulu.
lalu Anna melihat seorang cowok yang terus berdiri dibawah gyuran hujan.
"Hei cepat tolong ichiko...kenapa kamu hanya diam saja? Sipa kamu?" seru Anna kepada cowok itu (Ray Reinhart)
"Sepertinya kau lelah dan terluka sebaiknya kau juga ikut ke mansion untuk isitirahat dan mengobati lukamu!" seru Anna kepada cowok itu (Ray) sambil berusaha menggotong Ichiko yang masih pingsan.

Ren terduduk di depan mansion Akira.

"Tidak disangka, ternyata Akira adalah Ianus Signum..." Barth menghela nafasnya.
"Dan Dieter jelas bukan lawan yang bisa diremehkan... Situasinya benar-benar tidak menuntungkan.

"Ya," angguk Ren, yang kemudian diikuti dengan helaan nafasnya.

"Hasil Pertarungan ini sepertinya benar-benar mengejutkan semua orang yah?"
Kata sebuah suara di belakang Ren.

"Nathan? Kenapa..." Tanya Ren terkejut mengetahui Nathan tiba-tiba muncul di belakangnya bersama seorang priestess berumur sekitar 15 tahun, ekspresi wajahnya setenang ekspresi Nathan

"Aku sudah melihat pertarungan ini dari mata Niue-chan."
Nathan seraya menunjuk priestess itu.

Niue hanya tersenyum lembut, "Long time not see you Irriane-san."

"Jangan panggil aku dengan nama itu disini!" Kata Ren.

"Maaf," Kata Niue.

"Jadi?" Tanya Ren.
"Apa yang kau inginkan sekarang?"
"Tidak mungkin kau daang kesini hanya untuk melihat-lihat?

"Memang untuk melihat-lihat." Jawab Nathan, namun ia cepat-cepat menambahkan begitu melihat ekspresi wajah Ren dan Barth. "Bercanda, Aku ingin memberitahumu sesuatu..."

Kemudian....

di dalam mansion... Kiseki City....

Setelah mengangkat Ichiko ke dalam mansion.... Ray kemudian terdiam...
sejak pertarungan itu ia tak berbicara sepatah katapun...
mukanya juga yang tidak terlihat jelas karena ia terus2an menunduk..
matanya masih tertutup oleh rambutnya...

tiba2 Ray bergerak keluar dari kamar tersebut.. menuju atap mansion....
sesampainya di atap mansion, Akira kembali berdiri ditengah hujan..
ia kembali menatap langit... matanya samar-samar terlihat... kosong..
tatapan kesedihan....

lalu...

Kamar Klaus......

"Ugh...lagi lagi......" Klaus merintih kesakitan......mencoba menahan "sesuatu" dalam dirinya.....namun "sesuatu" itu sangat kuat.....

Sialnya malam ini bulan purnama.......dan tangan Klaus pun mulai mengeluarkan cakar dan taring......

"KUBILANG HENTIKAN!!!!!" Teriak Klaus.....

Defner yang beristirahat pun terbangun dan segera menuju kamar klaus.....

Dan ia menemukan klaus yang sudah menjadi setengah werewolf......

"Klaus?...." Tanya Defner......

@Kamar Klaus

"Klaus, kamu Klaus? Apa yg terjadi dengan dirimu?" Tanya Defner
"Kenapa....kenapa wujudmu seperti ini?" Herannya....

Tapi Klaus yg sudah idak dapat menahan rasa ingin membunuhnya, tiba2 menyerang Defner.

TRAANGG!!!
Defner mengeluarkan pedangnya
" Sadarlah, Klaus....." Teriaknya.........
"Apa yg harus aku lakukan" pikir Defner

"Jendela....tutup jendelanya...." dengan setengah mati Klaus menahan dirinya.....

"Jangan biarkan aku melihat cahaya bulan!!!!"

dan Defner pun segera menutup jendelanya......

Klaus pun lemas dan segera terjatuh.......

"Tadi itu apa?" tanya Defner....

"Haah.......suatu saat akan kuceritakan kepadamu...tentang penderitaan dan kutukan ini.....sekarang tidurlah...." Kataku....

"Er...tapi....sayangnya dah keburu pagi tuh" Kata defner sambil tertawa...

Klaus hanya bisa bengong.....

Firenze yang baru saja tiba di Shanghai setelah perjalanannya yang panjang keluar dari Bandara international, dan berjalan seenaknya, tanpa arah. Tanpa sadar, dia tiba di depan mansion di mana Klaus dan Defner berada. Sensenya yang kuat menangkap aura yang aneh. di menoleh, dan sesaat kemudian mengenali aura yang terpancar dari dalam bangunan tersebut.

Dengan cepat dia melesat ke dalam, memegang Silent Rednya dengan erat, dan mendobrak pintu kamar tempat Klaus dan Defner berada. Matanya berubah merah dan dia menyerang Klaus dengan silent red-nya

"Kau!"

"Kau lihat tadi? Kekuatan Ianus Signum..."

Vera tercenggang setelah pertarungan antara para Magus dan Dieter selesai, ditembah lagi karena Akira mengkhianati para Magus lainnya.

"Bahkan para Magus yang sudah berkumpul seperti itupun tidak bisa mengalahkannya, apa yang akan kau lakukan Falken?"

Falken hanya menghembuskan rokoknya sembari mendengarkan lantunan lagu dari mp3 player miliknya. Dia kemudian melepaskan headsetnya dan membuang puntung rokok yang hampir habis dihisapnya.

"Vera, kalau kau merasa bahwa kau belum bisa untuk menandinginya, lebih baik kau kembali ke Foundation dan menempa dirimu lagi hingga kau mendapat rasa percaya diri bahwa kau bisa menandinginya"

Vera sedikit shock mendengar ucapan Falken, ucapan Falken tentang rasa percaya dirinya adalah benar, namun dia ingin menyangkal tentang kekuatan yang dia miliki bahwa dia bisa menandingi Dieter

"Dengar ya Falken, aku..."

"Ataukah aku salah telah menilaimu seperti itu?"

Omongan Vera dipotong oleh Falken, namun perkataan Falken sepertinya membuat Vera terdiam kembali. Falken kemudian mengeluarkan sepuntung rokok dan menyalakannya.

"Sniper Lanster, kita sudah lama bekerja di medan yang sama. Aku tahu kekuatanmu dan begitu juga kau pasti sudah tahu kekuatanku. Tapi disamping kekuatan, ada hal lain yang harus kita ketahui untuk dapat menjadi sebuah partner yang baik dan handal"
"Kepercayaan, kepercayaan bahwa kita pasti bisa menyelesaikan misi, kepercayaan bahwa kita pasti bisa kembali bersama, kepercayaan kepada kekuatan kita yang bisa mengalahkan siapapun yang menghadang kita"

Vera mengangkat wajahnya dan memandang Falken dengan tatapan terkejut, dia benar-benar tidak menyangka Falken bisa mengucapkan kalimat seperti itu kepadanya. Falken yang terkenal cuek dengan keadaan, Falken yang terkenal berbicara semaunya, Falken yang seperti itu bisa melontarkan kalimat yang sama sekali berlawanan dengan gambaran dirinya.

"Vera, percayalah kepadaku. Selama aku membantumu, dan kau membantuku, kita adalah yang terkuat. Jadikan ini sebuah ego dalam dirimu, dan ingat baik-baik"
"Kita pasti selalu bersama"

Ucapan Falken yang terakhir membuat hati Vera bergetar, terlihat bibirnya gemetar dan matanya mulai mengeluarkan butir-butir air.

Hujan turun secara tiba-tiba, curahan airnya berusaha menutupi sebuah kenyataan bahwa seorang gadis sedang berlinang air mata di depan seorang lelaki. Bukan tangis kecewa, bukan tangis sedih, namun itu adalah air mata haru karena ucapan lelaki yang dicintainya mampu menggerakan hatinya.

"Ngomong-ngomong..."

Falken berjalan mendekati Vera dan mengeluarkan sebuah payung lipat dari tasnya. Dia membuka payungnya dan mempayungi Vera sambil menjulurkan tangannya.

"Hari sudah malam dan hujan, lebih baik kita segera mencari penginapan supaya kamu tidak masuk angin"

Vera mengusap matanya dari air mata dan air hujan yang bercampur, kemudian dia menggenggam tangan Falken dan tersenyum.

"Terima kasih, Falken"

Di atap mansion........ Kiseki......

Ray yang dari tadi berada ditengah hujan akhirnya berbicara pada dirinya sendiri...
"Aku.... masih lemah......."
ia mengepalkan tangan dan menatapnya..

kemudian ia pun kembali ke arah pintu, berhenti sejenak lalu memukul dinding ruang tangga itu
dengan keras.
tatapannya menunjukan kekesalan karena tidak berdaya.
"Sial..."

Ia pun pergi kebawah...

" HEiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!! Kmu sedang sekarat heh???? wah wah wah! benar benar!!!"
"Tapi keliatannya kamu masih kuat untuk memukul tembok itu yah!"
"Yah sudah lah!""Aku akan melihat perkeembangan selanjutnya!"
"Sebentar lagi kalian juga akan melihat sesuatu kekacauan!"
"selamat menikmati! Semoga kalian gak terbuunuh saat itu juga!"
Dengan wajah menyeramkan dan marah seperti tidak seperti biasanya.....
Keliatannya Suiren benar benar kesal dengan apa yang telah semua lakukan....

@kamar Klaus

"Kamu, siapa kamu? Apa yg ingin kamu lakukan?" perintah Defner

Tapi Firenze tidak memperdulikan perkataan Defner dan ingin tetap menyerang Klaus yg kelelahan akibat perubahan dirinya......

TRAAANGG!!!
"Kamu, hentikan!!"
"Cih, aku terpaksa bertarung dgnnya. Ini utk melindungi Klaus" katanya

Defner challenge Firenze in battle.

@mansion Kiseki

Anna sedang berjalan dimansion. Lalu ia melihat laki-laki yang menolong Ichiko dan ia tolong kemarin.
"Ah....maaf kalau kurang nyaman disini^^" kata Anna.
"Kalau boleh tau nama anda siapa?" tanya Anna sambil tersenyum.
"Hm...apakah ada masalah sampai raut wajah anda kesal begini? Dan sebenarnya apa yang terjadi antara anda dan ichiko?" tanya Anna penasaran.

@mansion Kiseki

Ray kembali bertemu Anna... badan Ray sudah mulai kering....
lalu ia menjawab pertanyaan Anna...

"terima kasih... karena sudah membawa aku dan Ichiko kemari...."
"Namaku Ray... Ray Reinhart....."
"tadi..... ada sebuah Unnatural yang sangat kuat.... Aku, Akira, Ichiko, dan beberapa
teman kami melawannya.."

"Unnatural itu sangat kuat.. kami tidak bisa menang melawannya.. disaat itu..
tiba2 teman kami Akira berubah... ia serasa menjadi orang lain...."

Ray berhenti sejenak... kemudian melanjutkannya lagi...
"kemudian... Akira.... pergi bersama Unnatural itu..."
"aku juga kurang tau apa penyebabnya..."

suasana kemudian menjadi hening sejenak...

"..." aku terdiam sejenak
"Nite, ada apa?" tanya Sai
"Aku merasakan ada yang aneh... keberadaan Izark dalam scanning Hortz melemah... sebaliknya..." aku rasa aku tak sanggup meneruskan perkataanku
"Dari cara bicaramu sepertinya orang yang penting bagimu sedang terluka ya?" tanya Sai
"Firenze... waktu di mansion Izark aku tak terlalu mengingatnya... tapi.... aku merasa tanda kehidupannya... sedikit memudar... sebenarnya apa yang dia hadapi ya?" kataku kebingungan sendiri
"Tenanglah!" Sai menepuk bahuku "Dulu kau pernah bertarung dengannya kan? Dia pasti tak akan mati dengan mudah..." katanya
"Aku khawatir pada Firenze... Shirou!" teriakku memanggil Shirou
"Maaf aku memaksamu cukup keras hari ini... tapi kita harus kembali ke tempat itu... ke tempat semuanya dimulai..." kataku

Aku pun segera melesat ke Kowloon... tempat dimana Firenze mungkin berada... aku tak mengingat jelas siapa dia... aku tak tahu kenapa aku ingin menolongnya...

Seperti yang selalu bisa diandalkan dari Shirou, aku dapat sampai dengan cepat, dan aku pun langsung melompat dari jendela untuk masuk ke kamar Klaus, melihat Firenze yang bersimbah darah aku pun langsung panik dan berlari ke arahnya

"Firenze... kau... kau..." saat kusadari mataku memerah lagi saat menatap Defner dan pedangnya yang masih dipenuhi darah Firenze
"Nite mundurlah..." kata Sai
"Sai... jangan halangi aku!" balasku
"Walau kelihatannya masih serampangan, namun dia cukup kuat, kau yang sekarang akan sulit menang melawannya... biar aku yang melawannya... simpan kekuatanmu untuk menyembuhkan Firenze..." perintah Sai

Pada saat itu, Sai mulai menunjukkan wujudnya... berbeda dengan SPV, UNLIMITED membuat perjanjian dengan manusia, tapi bukan milik manusia itu, sehingga saat mereka ingin, maka mereka akan bergerak sendiri...

"Kau sudah melukai perasaan Nite... kau... walau aku sendiri tidak punya dendam pribadi padamu... aku tak akan memaafkanmu!" teriak Sai menantang Defner, selagi aku hanya bisa menggunakan Adept Healing dan Dice of Re-Life untuk mengobati Firenze sebisaku...
'Apa... apa aku benar-benar tak berguna?' gumamku

Saat aku jadi melamun, spontan Cretia memelukku dan Firenze, lalu terbang menjauh dari Sai, melewati atap yang baru saja ia hancurkan... kamar Klaus yang masih tersisa dipenuhi oleh aura kemarahan Sai... walau kekuatannya disegel... Sai benar-benar seorang yang tidak boleh diremehkan...

"Nite... saat Sai dan Rexia-nya sudah mengamuk... apakah Euphoria-mu bisa menandinginya?" tanya Cretia yang masih membawaku dan Firenze, untung luka Firenze sudah tertutup, walau ia masih belum sadarkan diri...
"Tidak akan bisa... Rexia dirancang untuk melindungi keluarga Shadowknight... tentunya Euphoria yang kemampuannya hanya sebatas berubah bentuk tak akan bisa mengalahkan Rexia yang merespon dan menambah kekuatannya sendiri lewat kemarahan pemiliknya..." balasku... mengingat nama Destiny Weaponku... Euphoria... dan Destiny Rex Saber Sai... Rexia...
"Pedang yang dipegang orang itu... Holy Sword... dan Rex Saber milik Sai... siapa yang akan menang ya? Orang yang bersama kesucian... ato sang raja petarung?" tanya Cretia mengamati
"..." aku hanya terdiam... melihat cahaya kecil yang keluar dari pedang Defner... dan kegelapan yang memenuhi ruangan yang dipancarkan Rexia... bisakah Sai mengalahkannya?

@Mansion Kiseki

"Hm....gitu..menyedihkan sekali. Sama sedihnya dengan diriku." kata Anna sedikit sedih.
"Yah aku harap ga ada yang terluka aja" kata Anna sambil tersnyum.
"Hm...aku sedih juga karena kakakku pergi^^" kata Anna sambil tersenyum menutupi kesedihan.

@mansion Kiseki.....

mendengar itu Ray mengubah pembicaraannya
"maaf merepotkanmu..... untuk sementara ini... apakah boleh aku menginap dulu
ditempat mu ini?"
"aku... kondisiku belum pulih.... bahkan rasanya untuk mengalahkan satu Unnatural pun
akan sangat sulit....."

"dan lagi... untuk saat ini.. aku tak bisa meninggalkan Ichiko.."

lalu~